HANOVER, LIPO-Safia S (15), pemudi berdarah Maroko-Jerman yang menusuk seorang polisi Jerman di stasiun ketera Hanover, mendekam di balik jeruji besi sambil menunggu masa persidangannya. Perkembangan terbaru mengungkapkan, sebelum melancarkan aksi terornya tersebut, dia memberi tahu teman chat online-nya.
Berdasarkan penelusuran polisi, temannya itu adalah seorang remaja perempuan asal Inggris yang sebaya dengannya. Tidak diketahui nama aslinya, tetapi dari akunnya ia memakai nama Ameena. Keduanya bersahabat, setelah sama-sama memutuskan untuk terbang ke Suriah demi bergabung dengan ISIS.
"Saya akan mengejutkan para kafir itu, jika kau tahu maksudku. Kau tahu popcorn. Itu meledak," demikian pesan-pesan Safia yang sarat penafsiran kepada teman onlinenya tersebut, sebagaimana disadur dari Telegraph, Minggu (19/6/2016).
Safia ditahan kepolisian Jerman setelah menusuk seorang perwira polisi pada Februari 2016 sebagai aksi protes atas larangan orangtuanya, bergabung dengan ISIS di Suriah. Menurut penuturan orangtuanya, putri mereka yang satu itu memang pernah nekat kabur ke Suriah sekira Januari. Saat pamit kepada ayahnya, dia bilang akan pergi jalan-jalan sendirian
Faktanya, ia terbang ke Istanbul. Kemungkinan, di sanalah ia berjanji akan bertemu dengan pemudi Inggris tersebut. Akan tetapi, teman yang ditunggu tak kunjung datang. Safia sendiri berakhir dijemput pulang oleh orangtuanya dari Turki ke Jerman.
Dalam pesan lain sebelum penyerangan, Ameena meminta maaf dia pikir Safia tidak serius mengajaknya bertemu di Istanbul untuk sama-sama menyeberang ke Suriah."Cepat datang saudaraku, saya tidak ingin sendirian di sini," balas Safia.
Setelah diboyong pulang oleh ibunya, Safia ternyata menulis lagi kepada teman onlinenya yang lain, Kali ini seorang remaja laki-laki berkewarganegaraan Jerman. "Saudaraku, saya bicara dengan seseorang dari Suriah, pejabat tinggi di pemerintahan ISIL (julukan ISIS di Irak dan Levant). Mereka bilang padaku, itu lebih efektif," tulisnya di media sosial.
Namun begitu, selama ditahan Safia membantah semua tuduhan itu. Dia mengaku sama sekali tidak tertarik menjadi seorang jihadis apalagi bergabung dengan ISIS. Pemudi itu hanya ingin liburan ke Turki bersama temannya tersebut. Dia juga minta maaf atas perbuatannya dan merasa penyerangannya saat itu terlalu berlebihan.(lipo*3/okz)