Foto Palsu Terkait Kekerasan Rohingya Perburuk Situasi

Ahad, 03 September 2017 | 21:32:05 WIB
Foto asli, menggambarkan anak-anak muslim Rohingya di Desa U Shey Kya, Myanmar, 27 Oktober 2016/foto Reuters
LIPO-Beriringan dengan meningkatnya tindakan kekerasan di Myanmar, berbagai foto dan video yang dianggap menyesatkan juga banyak beredar di medsos. Hal tersebut ikut andil membuat suasana semakin panas,  foto dan video yang menggambarkan kekerasan tersebut ternyata tidak semuanya benar, ternyata ada juga yang palsu.

Salahsatu  foto memperlihatkan jasad yang sudah membusuk dan paling sulit untuk diketahui sumbernya. Sejumlah warga Myanmar mempertanyakan  foto tersebut, mereka menyebutkan bahwa foto itu memperlihatkan korban badai Topan Nargis dari Mei 2008. Namun, yang lainnya mengatakan bahwa poto tersebut adalah para korban kecelakaan perahu di sungai di Myanmar. Tak ada foto lain yang ditemukan yang terkait dengan dua peristiwa tersebut agar bisa saling dihubungkan.

Namun poto itu muncul dalam beberapa situs dari tahun lalu. Artinya, foto tersebut bukan berasal dari aksi kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine, seperti dilansir BBC.

BBC telah memastikan bahwa foto yang memperlihatkan seorang perempuan yang menangisi seorang pria yang tewas terikat di pohon, berasal dari Aceh, Indonesia, pada Juni 2003, oleh seorang fotografer yang bekerja di Reuters.












Foto diatas  beredar, disebut merupakan bukti milisi Rohingya berlatih dengan senjata, ternyata adalah foto relawan Bangladesh yang berjuang untuk kemerdekaan pada 1971 yang pernah diabadikan oleh salahsatu media

Poto yang memperlihatkan dua bayi menangisi jasad ibunya, berasal dari Rwanda pada Juli 1994. Foto tersebut diambil oleh Albert Facelly untuk Sipa, dan menjadi salah satu dari serangkaian foto yang memenangkan World Press Award.

Foto yang memperlihatkan orang-orang terendam di kanal, juga sulit untuk dilacak sumbernya, namun foto tersebut ditemukan di sebuah situs yang meminta dana untuk membantu korban banjir di Nepal, yang baru-baru ini terjadi.

Foto palsu?

Kini ada perang media sosial tentang warga etnis Rohingya karena kisah dari masing-masing pihak bersaing untuk saling mengalahkan.

Berbagai foto yang menunjukkan kekejaman, yang diklaim memperlihatkan korban pembunuhan massal, namun sebagian besar foto tersebut sulit diverifikasi. Namun sebagian dari foto-foto tersebut jelas-jelas salah. Satu foto yang dikatakan sedang memperlihatkan orang-orang milisi Rohingya berlatih dengan senjata, ternyata adalah foto dari relawan Bangladesh yang berjuang untuk kemerdekaan pada 1971.

Awal tahun ini, ketika tim dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB melakukan penelitian terhadap dugaan pelanggaran hak asasi di negara bagian Rakhine, mereka menolak menggunakan foto atau video yang tidak mereka ambil sendiri, karena sulitnya menilai keaslian materi tersebut.

Laporan mereka merinci secara detail metodologi mereka dalam verifikasi, Namun temuan Komisi HAM PBB, akan adanya "kekejaman luar biasa" terhadap komunitas Rohingya, dan aksi yang menurut mereka bisa terolong kejahatan kemanusiaan, ditolak oleh pemerintah Myanmar, yang kemudian menolak mengeluarkan visa bagi misi pencari fakta ke negara bagian Rakhine.

Informasi yang telah kumpulkan, yang berasal dari berbagai sumber berbeda dalam situasi terbaru di negara bagian Rakhine, memperlihatkan sebuah gambaran jelas akan konflik serius dengan korban jiwa yang besar.

Tampaknya ada kekejaman yang dilakukan oleh kedua belah pihak, namun situasinya tampak lebih buruk bagi etnis Rohingya, yang kini diserang oleh tentara dan warga sipil bersenjata.

Namun mendapatkan gambaran akurat akan apa yang terjadi membutuhkan waktu lama, mengingat minimnya akses yang diberikan bagi pengamat netral ke area tersebut.

Namun kampanye disinformasi media sosial akan menyulitkan sikap kedua belah pihak, dan malah bisa memperparah konflik. (lipo*1/BBC)







Terkini