Ini Bahaya Gas Air Mata dan Larangan FIFA soal Penggunaannya di Stadion

Ahad, 02 Oktober 2022 | 10:15:06 WIB
Aparat menembakkan gas air mata/republika

MALANG, LIPO - Gas air mata kerap digunakan untuk mengurai massa. Biasanya digunakan dalam aksi demonstrasi. Penggunaan gas air mata saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 127 orang, Sabtu (1/10/2022) menuai sorotan.

Sebab federasi sepak bola internasional FIFA telah melarang penggunaan gas air mata di stadion. Lantas, apa itu gas air mata dan apa bahayanya?

Dilansir dari Medical News Today, gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan. Paparan gas air mata menimbulkan efek yang langsung dirasakan hingga efek kesehatan jangka panjang.

Meskipun disebut sebagai gas air mata, wujud material bahan kimia itu bukanlah gas, melainkan zat kimia padat atau cair. Gas air mata yang disemrotkan biasanya berbentuk bubuk atau cair. Zat ini akan bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit hingga iritasi.

Inilah sebabnya gas air mata bisa mempengaruhi area lembab di bagian tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Kandungan bahan kimia gas air mata Gas air mata dapat terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah: Kloroasetofenon (CN) Chlorobenzylidenemalononitrile (CS) Kloropikrin (PS) Bromobenzilsianida (CA) Dibenzoxazepin (CR) Kombinasi bahan kimia yang berbeda.

Dilansir dari Kompas.com (2020), ada tiga macam gas air mata yang umumnya digunakan, baik oleh individu maupun aparat keamanan.

Ketiga jenis gas air mata itu di antaranya CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica.

Masih dilansir dari laman yang sama, gas air mata mampu menimbulkan efek jangka pendek dan panjang. Menurut BBC, para ahli sepakat bahwa efek khas dari penggunaan gas air mata adalah rasa terbakar, sensasi berair di mata, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit.

Selain itu, efek gas air mata juga bisa menimbulkan kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan dan kemarahan. Gejala akan terasa pada 20-30 detik setelah terpapar. Kemudian, mereda sekitar 10 menit jika terkena udara segar.

Analis dari IHS Jane's Neil Gibson mengatakan, tiap jenis gas air mata yang mengandung senyawa berbeda memiliki efek dan tingkat toksikologi yang berbeda pula. "Efeknya sebagian besar berbeda dalam dosis tinggi, tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah efeknya serupa," tuturnya.

Dikutip dari Medical NEws Today, berikut gejala jangka pendek yang akan dirasakan ketika terpapar gas air mata: Mata kemerahan, berair,dan terasa terbakar Penglihatan kabur Iritas pada hidung dan mulut terasa yang menimbulkan sesasi terbakar Sulit menelan Mual dan muntah Sulit bernafas Batuk Tritasi kulit dan ruam.

Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera karena sifatnya yang panas. Akibatnya, bisa menyebabkan luka bakar. Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.

Efek jangka panjang dan risiko kematian Paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius, seperti: Glaukoma Kebutaan Luka bakar kimia Gagal napas. Studi 2017 menunjukkan, efek gas air mata pada tubuh bisa menyebabkan cedera parah, cacat permanen, dan kematian. Dari penelitian itu, tercatat dua kematian dari 5.910 orang. Penyebab kematian itu karean gagal napas dan cederan fatal karena tabung gas air mata yang mengenai kepala.(lipo*3)

Terkini