Cuaca Panas Mulai Ekstrem, Kepala BMKG Ingatkan Efek Pusing dan Daya Tahan Tubuh Mudah Lemah

Ahad, 18 Juni 2023 | 22:39:21 WIB
Ilustrasi/F: int

LIPO - Cuaca di Pekanbaru, Riau, beberapa hari belakangan dirasakan sangat ekstrem, terutama saat siang hari sampai sore. Hembusan angin juga dirasakan tidak banyak membantu memberikan efek sejuk. 

Panas yang terasa seperti membakar kulit ini sangat dikeluhkan warga Pekanbaru. Warga lebih banyak memilih beraktivitas dalam ruangan daripada diluar ruangan. 

Menanggapi cuaca yang mulai masuk dalam panas ekstrem ini dibenarkan oleh Kepala Stasiun Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Ramlan saat dikonfirmasi liputanoke.com.

"Memang bulan Juni ini Riau memasuki musim kemarau, secara umum sudah terjadi kekeringan. Sehingga awan yang terbentuk pun sudah jarang dan menipis sehingga sinar matahari yang dipancarkan untuk Bumi sangat maksimal sampai ke permukaan," jelasnya Minggu (18/6/2023).

Sehingga menurut Ramlan, suhu panas yang dipantulkan inilah yang menimbulkan efek pusing dan sensasi kulit terbakar, terutama jika keluar rumah antara siang hingga sore hari. Padahal selama ini udara di Pekanbaru termasuk dalam kondisi udara yang cukup sejuk dan tak menyengat.

"Sebenarnya suhu yang dirasakan ini adalah suhu yang diserap permukaan bumi, kemudian dipancarkan kembali itu yang  dinamakan suhu. Kalau tidak adanya hujan atau cuaca yang sangat kering sehingga udara sangat terasa  panasnya sangat maksimal dirasakan pada bulan Juni ini. Suhu maksimum kita rasakan bisa 35 pada siang hari," ungkapnya menjelaskan.

Untuk itu, Ramlan mengingatkan agar warga Pekanbaru cukup waspada atas efek panas ini. Karena bisa membuat kepala pusing dan daya tahan tubuh melemah.

"Sebenarnya untuk kesehatan kita akan  merasa cepat haus, sehingga perlu banyak air minum putih supaya tidak terjadi dehidrasi. Dan kalau kulit itu terasa perih apabila langsung mendapat sinar matahari. Tapi sebenarnya  tidak sampai kena kanker kulit. Ya mungkin agak kosong, kecuali jika kita berpanas-panasan sampai matahari tegak lurus dengan kepala sekitar jam 12 an seperti pagi dan sore itu tidak terlalu kuat," terangnya.

Dan Kepala  BMKG Riau ini juga memprediksi musim kemarau dengan udara kering ini tipis peluang terjadinya hujan, meski di beberapa tempat nanti akan ada hujan lokal. Tapi volumenya kecil karena efek penguapan yang terjadi juga kecil.

"Untuk masyarakat karena ini musim kemarau lebih banyak kita rasakan keringnya. Namun ke depan masih akan ada curah hujan yang sifatnya lokal dan kecil, dan itu biasanya karena pengaruh cukup panas. Kemudian kalau tidak ada penguapan yang cukup memadai untuk ia menjadi awan," jelasnya. 

Atas fenomena alam ini, ia mengingatkan warga tetap waspada.

"Karena panas matahari akan membuat daya tahan tubuh kita akan menjadi cukup lemah. terutama bagi orang yang bekerja di luar ruangan. tentu harus lebih banyak mengkonsumsi air putih yang cukup banyak. Dan masyarakat diminta di musim kemarau ini tidak membuka lahan dengan membakar karena di riau ini cukup banyak sekali lahan sekali bergambut sehingga kita tidak tahu ia sudah padam atau belum, padahal ia bisa saja menjalar ke gambut yang di dalam ke permukaan tanah," imbaunya prihatin.

Agar tubuh bisa terlindungi maka warga harus mengenakan pakaian pelindung atau jika bekerja di bawah matahari kulit tidak langsung terpapar sinarnya.

"Diperkirakan musim kemarau sampai Oktober, namun tidak menutup kemungkinan sampai Oktober mendatang  akan ada curah hujan karena kita berada di garis khatulistiwa bisa saja terjadi curah hujan tapi tidak terlalu deras karena efek penguapan yang dirasa cukup kecil," tukasnya. (*16) 

 

Tags

Terkini