PEKANBARU, LIPO - Dalam debat calon Gubernur Riau yang berlangsung kemarin, M Nasir dan Wardan membuat pernyataan mengejutkan dengan janji manisnya akan alokasi dana sebesar Rp 500 miliar rupiah untuk setiap desa di Riau.
Bila dihitung, dengan total 1.591 desa di Provinsi Riau tersebut, jumlahnya bisa mencapai Rp 795 triliun rupiah. Angka ini jauh melampaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau yang hanya sebesar 11 triliun rupiah untuk tahun 2024.
Banyak pihak mempertanyakan keabsahan dan sumber dana dari janji tersebut yang menyatakan bahwa angka yang diusulkan tidak realistis dan tidak masuk akal. Karena berdampak negatif pada perekonomian daerah. Jika semua dana tersebut dialokasikan, ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak akan mendapatkan gaji, dan pembangunan infrastruktur di Riau dipastikan akan terhambat.
Lebih jauh, jika dilihat dari APBN yang diperkirakan sebesar 3.325 triliun rupiah pada tahun 2024, total janji tersebut akan menghabiskan seperempat dari anggaran Nasional. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa jika janji tersebut dipenuhi, bukan hanya Riau, tetapi seluruh Indonesia akan mengalami krisis pembangunan.
Masyarakat pun berharap agar calon pemimpin dapat memberikan pernyataan yang lebih realistis dan berfokus pada solusi yang dapat diimplementasikan demi kemajuan daerah.
Menanggapi apa yang disampaikan paslon Nawaitu itu, Pengamat politik Dr M Rawa El Amadi juga menilai janji itu menurutnya tidak masuk akal.
"Jika digabungkan APBD Riau dan Daerah saja tak sampai 100 triliun jadi tidak masuk akal jika 500 Miliar per desa,"ujarnya, Senin 4 November 2024.
Memang dulu zaman Gubernur Riau Rusli Zainal ada program 500 Miliar sampai 1 Triliun per desa itu tidak mampu secara serentak direalisasikan tapi bertahap. Dan realisasinya pun tidak menyentuh masyarakat miskin hanya elit desa saja.
"Jika 5 miliar masuk akal tapi kalau 500 Miliar uang dari mana," pungkasnya.*****