PEKANBARU, LIPO - Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin, 21/7/2025.
Aksi ini masih menyuarakan penolakan mereka terhadap upaya relokasi paksa terhadap diri mereka dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) oleh pemerintah.
Mereka datang dari Kabupaten Pelalawan dengan truk besar, dan mengklaim akan melakukan aksi unjuk rasa yang panjang, jika tidak ada kesepakatan dengan Pemprov Riau. “Kami datang untuk menagih janji,” kata Koordinator aksi, Wandri Saputra Simbolon. Dia menyebut, warga tidak akan meninggalkan pemukiman mereka saat ini, meskipun berada dalam wilayah yang diklaim sebagai kawasan TNTN.
Massa menuntut janji Gubernur Riau Abdul Wahid yang dulu siap memfasilitasi penyelesaian konflik TNTN. “Kami datang sebagai warga negara yang baik, menuntut perlindungan atas hak hidup kami,” ujarnya dalam orasi.
Dalam aksinya, warga menyampaikan lima tuntutan utama: menolak relokasi dan menegaskan tetap tinggal di lahan yang telah mereka huni selama bertahun-tahun; meminta difasilitasi untuk bertemu langsung dengan Presiden RI atau Komisi DPR RI terkait persoalan ini.
Selain itu, mereka juga menuntut kepala daerah dan aparat penegak hukum berdiri di pihak rakyat dalam memperjuangkan nasib mereka; mendesak Satgas PKH segera menarik diri dari wilayah permukiman warga; dan menuntut jaminan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten terkait hak hidup, akses pendidikan, ekonomi, dan masa depan anak-anak mereka.
Aksi ini merupakan lanjutan dari protes sebelumnya yang muncul setelah operasi penertiban besar-besaran dilakukan Satgas PKH sejak Juni 2025. Satgas mengklaim telah menguasai kembali 83 ribu hektare lahan TNTN, termasuk lebih dari 60 ribu hektare kebun sawit dan fasilitas umum yang sudah berdiri di atasnya.(***)