121 Tahun Pacu Jalur Kuansing

Solidaritas dan 'Pacu Lopek Ala Omak-omak' dalam Menjaga Tradisi Pacu Jalur

Solidaritas dan 'Pacu Lopek Ala Omak-omak' dalam Menjaga Tradisi Pacu Jalur
Jalur Langkah Siluman Buayo Danau dari desa Sitorajo Kari Kuantan tengah saat mengikuti para jalur/lipo

LIPO - Pacu Jalur merupakan event yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi. Setiap tahun event ini dilaksanakan dan masyarakat menyambut secara antusias. Hal ini ditandai dari ramainya masyarakat yang hadir dalam perlombaan tersebut. Di samping itu, memenangkan perlombaan pacu jalur ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat yang memiliki jalur.

Perlombaan Pacu Jalur dipersiapkan oleh setiap peserta lomba yang berasal dari kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi dan daerah lain yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan.

Jalur merupakan wujud kebudayaan bagi masyarakat Kuantan Singingi yang diwariskan secara turun temurun.  Bagi masyarakat Rantau Kuantan jalur memiliki makna tersendiri, baik bagi diri pribadi maupun sebagai warga kampung. Jadi, tidak sempurna suatu kampung jika warganya tidak mempunyai jalur.

Tradisi pacu jalur masyarakat Kuantan Singingi menuntut adanya solidaritas sosial masyarakat. Tanpa kekompakan dan kebersamaan warga masyarakat, jalur tidak akan mungkin diwujudkan. Salah satu bentuk solidaritas masyarakat diperlihatkan mulai dalam tahapan maelo. Maelo atau menarik kayu atau jalur yang belum jadi hingga jalur bisa mengikuti perlombaan, baik di tingkat rayon maupun event nasional di tepian Narosa Teluk Kuantan.

Tahapan ini dilakukan setelah kayu jalur ditebang. Mengingat maelo merupakan pekerjaan yang berat yang memerlukan banyak tenaga manusia, maka sangat diperlukan solidaritas dan partisipasi masyarakat.

Aktivitas Maelo dan Solidaritas Sosial Maelo atau manarik merupakan salah satu tahapan penting dalam tradisi pacu jalur. Aktivitas ini dilakukan setelah kayu yang akan dibuat jalur ditebang. Mengingat besar dan panjangnya kayu tersebut, maka diperlukan banyak tenaga manusia untuk menarik atau maelonya. Oleh karena itu, kekompakan

Maelo jalur sudah menjadi tradisi yang melekat dan mendarah daging bagi masyarakat Kuantan singingi. Bahkan tradisi ini banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat, terutama para pemuda dan pemudi.

Solidaritas sosial di masyarakat terlihat nyata dalam kegiatan ini, di mana setiap anggota masyarakat mengorbankan waktu, materi, dan tenaga untuk mensukseskan kegiatan ini.

Pada saat maelo anggota masyarakat bersama-sama pergi ke hutan untuk menarik kayu jalur ataupun jalur setengah jadi. Kegiatan ini dikomandai oleh dukun jalur dan juga pengurus jalur. Dukun jalur dan pengurus jalur menetapkan hari dilaksanakan maelo tersebut, dan masyarakat kampung mengikutinya.

Pacu jalur bagi masyarakat Kuantan Singingi bukan hanya merupakan suatu pertandingan yang rutin dilaksanakan, melainkan juga berkaitan dengan prestise bagi masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat mendukung sepenuhnya setiap proses pembuatan jalur di kampungnya.

Demikian juga dukungan diberikan pada saat pertandingan berlangsung, di mana warga masyarakat akan hadir di saat pertandingan berlangsung. Di samping masyarakat yang tempatan, dukungan juga diberikan oleh warga perantau yang berasal dari kampung tersebut.

Warga Desa Sitorajo Kari, Kuantan Tengah saat melayur jalur, belum lama ini.

Jalur bagi masyarakat setempat memiliki nilai tersendiri, sehingga jika suatu kampung tidak memiliki jalur merupakan suatu aib. Dengan demikian, setiap kampung berupaya menyediakan jalur yang dapat dijadikan kebanggaan kampung mereka. Jalur juga dipandang sebagai simbol kekompakan masyarakat dan sekaligus dianggap berkah bagi desa tersebut.

Dalam pandangan masyarak untuk melihat tuah suatu kampung juga dapat dikaitkan dengan keberadaan jalur tersebut. Jalur yang baik atau berkualitas tidak akan wujud tanpa adanya kekompakan dan solidaritas warga masyarakatnya. Oleh karena itu, kesolidan antara pengurus jalur, dukun jalur, anak pacu, dan warga masyarakat amat menentukan kemenangan sebuah jalur dalam perlombaan.

Jika ada yang tidak kompak atau curang dalam kepengurusan, maka jalur tersebut sulit untuk mendapatkan kemenangan. Untuk membuat suatu jalur memerlukan biaya yang cukup besar, mulai dari mencari kayu, maelo, membuat jalur, melayur, latihan anak pacu, dan ikut perlombaan.

Kesemua tahapan tersebut membutuhkan dana yang harus dibayar oleh pengurus jalur. Keseluruhan biaya tersebut didapatkan dari sponsor dan juga sumbangan warga masyarakat, baik yang ada di kampung maupun di rantau. Menghadirkan sebuah jalur pada suatu kampung memerlukan solidaritas seluruh warga kampung.

Namun, di balik solidaritas masyarakat yang tinggi dalam pacu jalur ini, ada upaya lain yang dilakukan para ibu-ibu (Omak-omak) di Kuansing dalam menjaga tradisi pacu jalur ini agak tidak hilang ditelan zaman.

Yakni dengan menggelar 'pacu lopek'Pacu lopek (lepat makanan yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan pisang yang dibungkus dengan daun pisang.
Pacu lopek ini biasanya digelar pada saat persiapan menuju pacu jalur ivent nasional di Teluk Kuantan.

Pada event pacu lopek ini, omak-omak di kampung tersebut, secara spontan dan bergotong royong membuat lepat pisang dalam jumlah banyak yang nantinya disiapkan bagi anak pacu yang sedang latihan pada sore hari.

"Pacu lopek ini, biasanya kami lakukan untuk memberikan semangat kepada anak pacu sebelum mengikuti pacu jalur Teluk Kuantan. Setelah selesai latihan anak pacu ini akan bersama-sama memakan lepat yang sudah dibuat ibu-ibu," kata Syamsinar warga Desa Sitorajo Kari, Kecamatan Kuantan tengah.

Biasanya kata Syamsinar, pembuatan lopek ini dibuat secara sukarela dan bergotong royong tujuannya untuk memberikan semangat kepada anak pacu sebelum bertanding di event nasional di Teluk Kuantan sekaligus menjaga tradisi pacu jalur di Kuansing.

Tarik Perhatian Masyarakat Indonesia

Festival Pacu Jalur sukses menarik perhatian masyarakat Indonesia, dan menjadi topik hangat di media sosial. Tak hanya karena seru, popularitas Festival Pacu Jalur melejit berkat aksi penari cilik yang asyik joget di atas perahu.

Festival Pacu Jalur masuk dalam kalender pariwisata yang diadakan oleh masyarakat Kuansing. Tahun ini, event tradisional yang juga dikenal sebagai pesta rakyat ini sukses digelar pada 23-27 Agustus 2023, dan diikuti 193 jalur yang berasal dari Kabupaten Kuansing, serta berbagai Kabupaten lainnya yang berada di Riau.

Menggabungkan unsur olahraga dan seni yang sangat indah, tidak heran jika Festival Pacu Jalur menjadi salah satu festival budaya terbaik di Indonesia yang sukses menarik perhatian wisatawan. Pacu Jalur merupakan tradisi budaya turun-temurun yang diwariskan yang tahun ini memasuiki usia 121 tahun.


Besarnya Perhatian Pemkab Kuansing Terhadap Pacu Jalur

Dalam upaya mewujudkan kebudayaan pacu jalur Kuansing mendunia ini, Pemkab Kuansing dibawah kepemimpinan, Dr H Suhardiman Amby memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pacu jalur ini. Berbagai upaya dilakukan termasuk menggelar ekspedisi Jurnalistik PWI Riau dengan tujuan mengangkat bidaya pacxu jalur ini menuju jendela dunia.

Tim Ekspedisi Jurnalistik PWI Riau yang terdiri dari puluhan wartawan cetak maupun online se Riau, dilaksanakan pada Jumat (7/6/2024) lalu.

Kedatangan mereka terkait ekspedisi jurnalistik dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tingkat Provinsi Riau tahun 2024. Dimana pada tahun ini, Kabupaten Kuantan Singingi menjadi tuan rumah.

Rombongan yang dipimpin wartawan senior H Helmi Burman pengurus PWI Pusat bersama Ketua HPN tingkat Provinsi Riau tahun 2024, H Fitriadi Syam diterima langsung Bupati Kuansing Dr H Suhardiman Amby AK MM bersama Kadis Kominfos Kuansing Hendra Roza SSi, anggota DPRD dari Gerindra Gusmir Indra.

Tim ekspedisi juga berkesempatan meninjau proses pembuatan jalur di Kampung Baru Kecamatan Sentajo Raya, sebagai salah satu referensi untuk Lomba Karya Jurnalistik (LKT) PWI Riau Tahun 2024. Tradisi Pacu Jalur menjadi topik utama lomba dengan mengangkat tema Budaya Lestari, Pariwisata Maju, Ekonomi Bangkit dan Masyarakat Sejahtera.

Bupati Suhardiman Amby mengungkapkan harapannya. Menurutnya, dengan semakin dikenal masyarakat luas dengan tradisi pacu jalur baik nasional dan internasional diharapkan menignkatkan kunjungan wisatawan ke Kuansing. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat berada di daerah ini. Pada akhirnya kesejahteraan masyarakat bisa tercapai diluar dari sektor pertanian dan perkebunan.

Sementara itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kuansing, Drs Azhar MM menjelaskan tradisi pacu jalur merupakan tradisi dari dahulu dan tidak bisa lekang dari masyarakat Kuansing. Sehingga tradisi pacau jalur menjadi kebanggaan masyarakat Kuansing baik yang berada di sini dan para perantau yang ada diluar Kuansing.

“Tahun lalu minat mereka yang menontot pacu jalur sangat besar dan di medsos sampai tayang 24 juta kali, ini menunjukkan bagimana pacu jalur menjadi daya tarik sendiri bagi mereka yang tidak bisa hadir langsung di gelanggang pacu untuk menonton,” Katanya

Tim ekspedisi PWI se Riau juga mendapat kesempatan langsung melihat jalannya perpacuan jalur Kecamatan Pangean di Tepian Rajo.

Sebanyak 104 buah jalur berusaha menjadi yang tercepat ditengah ribuan penonton yang datang menyaksikannya.

Para awak media dari cetak dan elektronik yang datang ke Kuansing itu, terlihat ikut menikmati jalannya perpacuan jalur. Mereka ikut bersorak sorai, memberikan semangat dari tepian batang kuantan tak kala, dua buah jalur terlihat berpacu secara ketat.

Bupati Kuansing  Suhardiman Amby berharap Pacu Jalur lebih bergaung di Indonesia bahkan mancanegara. ‘’Harapannya, dengan semakin dikenal masyarakat luas dengan tradisi Pacu Jalur, baik nasional maupun internasional, diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kuansing,’’ujarnya di hadapan Tim Ekspedisi Jurnalistik PWI Riau.

Suhardiman juga sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengelolaan hutan lindung, hutan adat atau hutan kemasyarakatan untuk menjamin ketersediaan bahan baku kayu jalur. Sebab, jika hal ini tidak diantisipasi dengan regulasi, bukan mustahil suatu saat, Pacu Jalur akan tinggal kenangan.Semoga tradisi pacu jalur ini akan tetap terjaga.***

 

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Pacu Jalur

Index

Berita Lainnya

Index