Siak, LIPO-Tanjak merupakan lambang identitas dan kewibawaan bagi masyarakat Melayu Riau. Dulunya dipakai seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat strata sosial. Penggunaan Tanjak dilakukan baik di lingkungan kerajaan, bangsawan ataupun masyarakat awam.
Hal tersebut di sampaikan oleh Bupati Siak Drs Syamsuar, Msi saat melakukan sidak di pasar seni Siak (10/2/2017).
Dia mengatakan, di minta kepada masyarakat Siak, untuk kembali mencintai tradisi lama pemakaian Tanjak. Hal ini sebagai upaya untuk mencintai budaya sendiri, yang akan menjadi pondasi kuat jati diri Negeri.
Alhamdulillah, sejak penggunaan Tanjak mulai digaungkan kembali, saya melihat ada semangat baru di masyarakat Siak. Bahkan efek pemakaian Tanjak, telah membuka lapangan usaha baru. Para pengrajin Tanjak di Siak sampai kewalahan menerima pesanan.
Di lingkup pemerintahan, saya telah meneken surat edaran ke pimpinan SKPD dan seluruh Camat, untuk menggunakan Tanjak pada hari Kamis dan Jumat.Dan berbahasa Melayu.
Hal tersebut sudah kita sesuaikan dengan Perda nomor 14 tahun 2015 tentang berbahasa dan berpakaian melayu. Salah satunya dengan menerapkan hari Jumat sebagai hari berbahasa Melayu Riau.
Saya teringat pesan dari tokoh Riau, Alm Datuk Tenas Effendy. Beliau berpesan "Pak Bupati jagelah Siak tu elok-elok. Sebab kalau habis melayu di Siak, maka habislah melayu di Riau." kenangnya.
Mari mencintai tradisi untuk menjaga dan menunjukkan identitas diri. (lipo*13)