Suka-duka PSI Membangun Partai di Riau

Senin, 26 Februari 2018 | 10:42:55 WIB
Pengurus DPW PSI Riau/LIPO 
Pekanbaru, LIPO-Sebagai partai baru untuk pemilu 2019 mendatang, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengungkapkan betapa sulitnya proses untuk dapat dianggap sebagai partai oleh KPU.

Partai besutan Grace Natalie dan Raja Juli Antoni tersebut menghabiskan waktu dua tahun, hanya untuk membangun infrastruktur partai.

"Kita butuh waktu dua tahun untuk merampungkan infrastruktur partai. Ketua (Grace Natalie) sendiri menyebut 2019 merupakan verifikasi tersulit yang dilalui," jelas Ketua DPW PSI Riau, Infa Wilindaya belum lama ini.

Infa yang juga melakoni profesi sebagai dosen di Universitas Muhamadiyah itu menambahkan, untuk memulai kehadiran PSI di wilayah Riau ( tingkat kabupaten), pihaknya kadang terpaksa harus menginap di rumah sekretaris lurah atau camat untuk sementara waktu. Hal itu menurutnya disebabkan oleh kondisi keuangan partai yang terbilang sederhana.

"Terus terang saja terkadang untuk di daerah kita harus menginap di rumah lurah atau camat. Kalau di kota Pekanbaru alhamdulilah kita bisa menyewa bangunan untuk dijadikan kantor," bebernya.

Selain merasakan sulitnya membangun infrastruktur partai. PSI juga mengatakan betapa positif-nya kehadiran media sosial bagi urusan sosialisasi. Tanpa adanya medsos, beban PSI sebagai partai baru bakal bertambah.

"Kita bukan seperti Perindo yang punya media. Kita betul-betul mengandalkan medsos untuk menampakan eksistensi. Bahkan saking aktifnya kita di medsos, kita dijuluki Partai Sosmed Indonesia," imbuh Infa sambil tertawa.

Perihal target untuk pemilu 2019, PSI Riau mematok angka dua digit. Hal ini sejalan dengan target yang ditentukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI minimal 11 %. (lipo*15)

Terkini