Demokrat Buka Peluang Bentuk Poros Baru di Pilpres 2019

Ahad, 04 Maret 2018 | 06:32:09 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono/int
JAKARTA, LIPO-Poros baru di luar koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih sangat terbuka lebar.

Tak terkecuali Partai Demokrat yang akan membuka peluang memunculkan dua nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Agus Harimurti Yudhoyono (Partai Demokrat) untuk berpasangan pada pesta demokrasi tahun depan.

Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari, menganggap munculnya nama Cak Imin dan AHY sebagai terobosan politik. Namun, ia menilai kemunculan nama tersebut mesti melewati uji publik terlebih dahulu melalui survei.

"Nama AHY-Cak Imin yang muncul ke Publik bagus dong untuk terobosan politik. Ini pendapat pribadi saya, meski nanti melalui survei di publik baru bisa diukur penerimaan di publik sebelum Agustus pengajuan nama Capres," kata Imelda kepada Okezone, Minggu (4/3/2018).

Dia berujar, poros ketiga sangat dimungkinkan terbentuk ketika parpol lain telah mengunci calonnya masing-masing, misalkan saja koalisi pemerintah memunculkan nama Jokowi dan koalisi oposisi menyorongkan nama Prabowo Subianto.

"Sementara beberapa survei menunjukkan undecided voters (orang yang belum menentukan pilihan) juga cukup besar dan kecenderungan untuk munculnya nama baru itu diterima publik," terangnya.

"Jadi peluang (terbentuknya poros ketiga) itu amat terbuka. Namun kita juga harus melihat realitas yang ada bahwa pencapresan itu baru berlangsung Agustus nanti," sambung dia.

Imelda menambahkan, Partai Demokrat masih terus berkomunikasi dengan parpol lainnya terkait Pilpres 2019. Namun, ia tak memungkiri perhatian parpol berlambang Mercy itu kini tengah fokus pada pemenangan Pilkada Serentak 2018.

"Persiapan Rapimnas 10-11 Maret ini untuk konsolidasi pemenangan Pilkada 2018 dan Pemenangan Pemilu 2019. Ada baiknya nantikan saat Rapimnas Maret 2018 nanti." jelasnya.

Dalam politik, sambung dia, segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk terbentuknya poros ketiga pada Pilpres 2019. "Dalam politik, ajaran Ketua Umum kami SBY anything is possible, karena politik itu tidak hitam putih, dinamis dan cair. Opsi poros ketiga amat terbuka," terang dia.

Karena itu, wacana ini dinilai sangat baik demi terbentuknya iklim politik yang tidak saling mengunci. Dengan adanya banyak figur, maka rakyat akan mendapatkan pemimpin terbaik di 2019 nanti.

Dilansir dari SINDOnews.com, saat ini setidaknya lima partai politik telah menetapkan untuk mengusung Jokowi pada Pilpres 2019. Kelima parpol tersebut adalah PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, Hanura, dan PPP. Dengan kekuatan PDIP 18,95%, Golkar 14,75%, NasDem 6,72%, PPP 6,53%, dan Hanura 5,26%, saat ini Jokowi telah mengantongi dukungan 52,21%.

Jika nantinya PKS dan Gerindra melanjutkan kemesraan dalam Pilpres 2019, dipastikan mereka mampu mengusung calon sendiri karena kekuatan kedua parpol ini mencapai 20% kursi DPR sesuai dengan batas minimal presidential threshold.

Dengan demikian masih dimungkinkan adanya poros baru dengan menggabungkan kekuatan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Sebelumnya, Relawan Pro-One juga mendeklarasikan Cak Imin-AHY sebagai pasangan yang layak diusung pada Pilpres 2019 mendatang. Deklarasi itu dilakukan pada Minggu 29 Oktober 2017 lalu. Cak Imin-AHY dinilai menjadi pilihan alternatif agar kontestasi demokrasi semakin beragam.(lipo*3/okz)

Terkini