PEKANBARU, LIPO - Pasca Musda Partai Golkar Riau yang telah menetapkan Syamsuar sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Propinsi Riau secara Aklamasi, Partai Amanat Nasional (PAN) Riau seperti masih gundah gulana menyikapi "kepergian" Syamsuar ke partai lambang beringin tersebut. Seperti ada "sesuatu" antara PAN dan Syamsuar selama saat-saat bersama.
Diberbagai media kader PAN menyatakan sudah mewakafkan Syamsuar ke Golkar. Namun, pertanyaannya apakah sudah ikhlas?.
Wakil Ketua DPW PAN Riau, Zulfi Mursal, SH dalam relesenya, Senin (09/02) menyatakan, PAN saat ini berpuas hati dengan apa yang telah dicapai Syamsuar. Syamsuar sudah mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Kader PAN yang diwakafkan ke Golkar berhasil menjadi pimpinan tertinggi di partai berlambang pohon beringin tersebut," jelasnya.
Meskipun Syamsuar telah "pergi" dan hanya meninggalkan kenangan selama di PAN, PAN tetap merasa bahagia.
"PAN tetap merasa bahagia dengan hasil itu, dan akan tetap istiqomah mendukung Syamsuar sebagai Gubernur Riau. PAN akan tetap mengawal setiap kebijakan beliau demi kemajuan masyarakat Riau dan untuk Riau yang lebih baik. Bahkan, jika kepemimpinan Syamsuar diperiode ini mampu membawa Riau yang lebih baik kedepan, PAN akan siap mendukung beliau kembali untuk kedua-kalinya, meskipun Golkar sendiri belum tentu mendukung beliau," jelasnya.
Pernyataan Wakil Ketua Fraksi PAN ini dinilai tidak aneh, karena sejak awal menjadi Bupati Siak pertama pun PAN yang mengantarkan Syamsuar ke pucuk pimpinan. Dan saat ini, Syamsuar menjadi Ketua Golkar Kabupaten Siak, dan ketika maju di Pemilihan Bupati untuk kedua kalinya di Siak, Golkar tak mendukung Syamsuar. Dikondisi seperti itu, PAN kembali muncul sebagai penyelamat.
"PAN di Siak memenangkan beliau, hingga akhirnya terpilih kembali sebagai Bupati Siak Periode ke-2," jelasnya seakan mengenang kisah pahit bagi PAN.
Kenangnya lagi, ketika maju Pemilihan Gubernur untuk pertama kali, PAN mengusung Syamsuar sebagai perahu utama, sedangkan Golkar bersikap sebaliknya.
"Saat maju Pilgub, kita jadi sampan utamanya, Golkar malah tidak mendukung Syamsuar," ceritanya lagi.
Kenangan dua momen politik tersebut, wajar saja PAN menganggap Syamsuar sudah menjadi kader murni PAN yang telah berhasil menghantarkan cita-cita Syamsuar menjadi Bupati dan Gubernur.
"PAN patut berbangga hati meskipun beliau tidak menjadi Ketua PAN, itulah misi PAN melahirkan para pemimpin negeri dan rela jika setelah jadi pemimpin negeri, diambil oleh partai lain. PAN tak akan sakit, bahkan semakin sehat," terangnya. (lipo*1)