PEKANBARU, LIPO - Dalam debat publik kedua calon gubernur dan wakil gubernur Riau yang digelar di SKA Co-Ex pada Minggu malam 17 November 2024, topik terkait ekonomi hijau dan biru menjadi pembahasan menarik. Dimana ketiga pasangan calon (Paslon) memberikan pandangan dan strategi mereka mengenai implementasi kedua konsep ekonomi berkelanjutan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Riau.
Paslon gubernur nomor urut 02, Nasir misalnya, menekankan bahwa ekonomi hijau dan biru adalah kunci untuk mengatasi masalah kemiskinan dan membangun ekonomi yang berkelanjutan. Menurutnya, pengelolaan tata ruang yang baik, dengan fokus pada kawasan hijau dan laut, memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Nasir menjelaskan bahwa pembangunan kawasan perkebunan yang terencana dan pengelolaan hutan yang baik dapat mengurangi kemiskinan. Selain itu, pengelolaan laut yang optimal akan membuka peluang ekonomi.
"Yang penting bagi kami adalah bagaimana membangun tata ruang yang baik untuk menumbuhkan ekonomi. Laut kita kelola, dan kami ingin terbangun dengan baik, tanpa memikirkan tanggapan luar," ujar Nasir.
Ia juga menyoroti pentingnya pasar pelelangan yang transparan dan sesuai dengan harga pasar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kemudian paslon gubernur nomor urut 03, Syamsuar, yang juga merupakan petahana, lebih menjelaskan bahwa pemerintahannya telah menjalankan berbagai program berbasis ekonomi hijau, salah satunya dengan fokus pada pembangunan rendah karbon. Syamsuar menegaskan bahwa jika terpilih kembali, ia akan melanjutkan program Riau Hijau.
"Kami akan melanjutkan program Riau Hijau yang telah kami lakukan, dengan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan rendah karbon. Penghargaan yang kami terima atas pencapaian rendah karbon menjadi bukti komitmen kami dalam menjaga lingkungan dan mendorong ekonomi," jelas Syamsuar.
Terakhir paslon gubernur nomor urut 01, Wahid, mengusung visi ekonomi hijau yang lebih sederhana. Menurut Wahid, salah satu fokus utama adalah pemanfaatan potensi laut sebagai sumber daya baru yang dapat mendukung ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan bagaimana laut dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik serta potensi besar lainnya yang dapat dioptimalkan.
Selain itu, Wahid juga menyoroti potensi komoditas lain seperti kelapa sawit, yang menurutnya dapat dimanfaatkan lebih maksimal. Seperti lidi, yang dapat dijadikan bahan baku kertas dan pakan ternak, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
"Ekonomi Hijau sederhana, bagaimana kita memanfaatkan laut sebagai sumber daya baru untuk ekonomi masyarakat. Potensi kita luar biasa, dan itu yang harus kita maksimalkan," ungkap Wahid.*****