Tembilahan, LIPO - Puluhan peserta dari generasi muda dan masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengikuti sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bahaya terorisme Provinsi Riau tahun 2017, Selasa (9/5/2017).
Kegiatan yang digelar di aula salah satu hotel di Kota Tembilahan ini, dibuka secara resmi oleh Bupati Inhil diwakili Kepala Kesbangpol, Darussalam.
Darussalam dalam sambutannya berharap dan meminta seluuh komponen, untuk saling bahu-membahu secara sinergis dan berkesinambungan guna mengeliminasi dan menghilangkan hal-hal negatif yang berpotensi muncul dari kehidupan sosial di masyarakat.
Pkepada masyarakat perihal ideologi negara pun harus terus-menerus disampaikan, karena pemahaman dan penghayatan yang kuat mengenai ideologi negara akan menangkal segala macam potensi perpecahan yang muncul.
"Maka dari itu harus dapat dipastikan bahwa masyarakat kita jangan sampai mudah untuk disusupi. Heterogenitas masyarakat baik etnis, agama, ras dan golongan juga menjadi salah satu sasaran menyusupnya ajaran terorisme yang harus diawasi perkembangannya," ujar Darussalam.
Untuk itu, sebagai aparatur dan generasi muda dituntut untuk memiliki kepekaan dan kecermatan dalam menyikapi setiap potensi permasalahan yang dapat menimbulkan instabilitas, dalam rangka menjamin terciptanya suasana yang kondusif bagi kelancaran berjalannya roda pemerintahan.
Sedangkan sebagai masyarakat diharapkan partisipasi dan kerjasamanya untuk bahu-membahu menjaga dan mewaspadai setiap gejala yang mungkin akan menyebabkan terganggunya rasa aman dan nyaman dalam kehidupan bermasyarakat.
"Saya melihat dan menilai bahwa penyelenggaraan kegiatan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya terorisme ini sangat penting bagi pembekalan pengetahuan kita, agar tercipta kesamaan persepsi dalam menghadapi terorisme serta setiap potensi konflik yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara," tambahnya.
Kabid Kewaspadaan Nasional Provinsi Riau, Kaifi Azmi menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti 70 peserta, terdiri dari generasi muda, FKP, PP, FKUB, FKDM, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta RT, RW, PPM, Banser dan LAMR.
Adapun maksud kegiatan, adalah untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan generasi muda dan masyarakat, saling tukar menukar informasi dan pengalaman bertugas di lapangan tentang bahaya laten faham radikal dan terorisme, serta penanganannya di daerah.
"Tujuannya, untuk mewujudkan kesamaan visi, misi, persepsi dan strategi antara generasi muda dan masyarakat, khususnya dalam mencegah dan mengantisipasi penyebaran serta perkembangan faham radikal dan terorisme," terangnya. (lipo*7)