LIPO - Jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II baik dari dan menuju Kota Pekanbaru mengalami penundaan, Minggu (01/19/23) pagi.
Penundaan jadwal keberangkatan dan kedatangan jni dipengaruhi jarak pandang karena tebalnya kabut asap yang menyelimuti udara Kota Pekanbaru terutama sebelum pukul 07.00 wib.
Kepala Badan Meteorolog, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ramlan, membenarkan adanya penundaan jadwal keberangkatan dan kedatangan tersebut.
Dijelaskan Ramlan, beberapa maskapai memutuskan menunda penerbangan seperti Batik Air, Citilink, Lion, dan Wings Air. Keempat maskapai ini menunda (delay) keberangkatan dari Pekambaru.
"Batik Air ID 7066 Ke Halim Perdanakusuma (HLP) dari jadwal semula 06.05 wib baru take off 07.06 wib, delay 61 Menit. Dan Citilink QG 937 ke Bandara Soekarno Hatta (CGK), jadwal seharusnya 06:15 Wib, take off 06:58 wib, delay 43 menit," jelas Ramlan kepada liputanoke.com pada Minggu (01/09/23).
Sedangkan tiga pesawat lainnya menunda keberangkatan dari Pekanbaru yaitu Lion JT 393 to CGK STD 06:00 wib. ATD: 07:13 wib, delay 63 Menit, Lion Jt 279 to YIA STD.07.00 wib. ATD: 07.29 wib, delay 29 Menit, dan Wings air IW 1242 to KNO STD : 07:00 wib , ATD: 07.53 wib, delay 53 Menit.
Tidak hanya jadwal keberangkatan yang terganggu, dikatakan Ramlan, jadwal kedatangan juga terganggu. Seperti pesawat Batik Air, Citilink, dan Superjet.
"Batik ID6850 Dari CGK: STA 07:10, ATA 08.13, Delay 63 Menit. Citilink QG 936 dari CGK; STA 07:15; ATA: 08.03 Delay 48 Menit, dan Superjet SJ 910 dari CGK; STA 07:40 : ATA : 08.20 mengalami Delay 40 Menit," jelasnya.
Sejumlah maskapai memutuskan melakukan penundaan karena memang dipengaruhi jarak pandang yang terbatas di Kota Pekanbaru.
Dijelaskannya pada pukul 06:00 wib 100 meter, 06:30 wib 200 meter, 07:00 wib 600 meter, 07.30 wib 700 meter, 08.00 wib 1000 meter, dan 08.30 wib 1500 meter.
"Setelahnya, jarak pandang berangsur membaik dan kembali normal. Namun demikian katanya, sejauh ini penerbangan aman dan lancar." kata Ramlan.
Ditambahkan Ramlan, saat ini angin menuju barat laut dari tenggara. Sehingga tidak menutup kemungkinan kabut asap berasal dari sejumlah Kabupaten seperti Pelalawan, Inhu dan Inhil.
"Tiga Kabupaten ini kan berada di Tenggara Pekanbaru, kemungkinan besar ini kabut asap dari tiga daerah tersebut, ditambah kabut asap dari kiriman provinsi tetangga jika memang terjadi karhutla di wilayah sana," jelas Ramlan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, saat dikonfirmasi sebelumnya tidak membenarkan adanya karhutla yang terjadi di tiga Kabupaten di Riau. Tetapi sebagian sudah berhasil dipadamkan.
"Kemarin memang terjadi karhutla di Kabupaten Inhil, Inhu, dan Pelalawan. Tetapi yang di Inhu sudah berhasil dipadamkan. Untuk lokasi di Pelalawan sedang proses pemadaman, asapnya tinggal sedikit," terang M Edy Afrizal kepada liputanoke.com, pada Sabtu (30/09/23) lalu.
Begitu juga karhutla yang terjadi di Kabupaten Inhil, juga dalam proses pemadaman.
Karhutla yang di Inhil memang butuh waktu karena lahannya bergambut. Kota sudah kirimkan helikopter ke lokasi. Tim darat dan udara sedang berjibaku di lapangan," kata M Edy.
M Edy juga menegaskan, bahwa karhutla yang terjadi masih dalam keadaan terkendali. Ia menduga ada kemungkinan karhutla juga terjadi di Provinsi tetangga.
"Kemungkinan besar asap kiriman dari Provinsi tetangga turut memperparah," tukasnya. (*1)
