98 Titik Api Ditemukan, DPRD Riau Minta Pemerintah dan Rumah Ibadah Imbau Masyarakat Ingatkan Bahaya Karhutla

98 Titik Api Ditemukan, DPRD Riau Minta Pemerintah dan Rumah Ibadah Imbau Masyarakat Ingatkan Bahaya Karhutla
Ilustrasi/foto.int

LIPO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat titik panas di Riau pada Senin 29 Juni 2024 cukup tinggi yakni mencapai 98 titik panas.

Prakiraan BMKG Pekanbaru, Deby mengatakan 98 titik panas di Riau itu tersebar paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 38 titik dan Rohil 26 titik.

"7 titik di Inhil, 6 titik di Bengkalis, 5 titik di Meranti, 5 titik di Siak, 4 titik di Inhu, 4 titik di Rohul dan 3 titik di Kampar,"katanya.

Menanggapi hal ini Anggota DPRD Riau Manahara Natipulu menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi Riau.

"Kita menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran diri akan bahaya karhutla saat ini,"kata Manahara di DPRD Riau. Senin 29 Juli 2024.

"Ini penting karena banyak masyarakat yang iseng dan tidak ada kepentingan seperti membuang puntung rokok sembarangan sehingga membuat kebakaran,"lanjutnya.

Kemudian Ia juga meminta pemerintah Riau melakukan himbauan lewat rumah ibadah akan bahaya karhutla kepada masyarakat. Seperti Masjid hingga gereja.

Sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Riau, M Edy Afrizal mengatakan hingga saat ini tim gabungan masih berjibaku memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau.

"Saat ini kita tengah melakukan pemadaman karhutla bersama gabungan baik tim satgas darat dan udara,"katanya.

Untuk daerah yang saat ini ditangani kata Dia adalah di kabupaten Indragiri Hulu di kampung Pulau, Pangkalan kuras kabupaten Pelalawan, Bangko Pusako Rokan Hilir dan Panipahan.

"Dan alhamdulilah sudah mereda, dengan mengirim air lewat waterbombing,"ujarnya.

Diakuinya selama penangan karhutla ini ada beberapa permasalahan terjadi di lapangan terutama di daerah Panipahan.

"Di Panipahan itu selain gambut, sumber air tak ada, kanal-kanalnya kering. Dan aksesnya sulit dijangkau sehingga dioptimalkan melalui udara dengan mengambil air laut untuk menyiramnya,"paparnya.

Kemudian terkait untuk modifikasi cuaca sendiri katanya pihaknya sudah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di beberapa wilayah udara Provinsi Riau dari tanggal 20-30 Juli.

"Cuma kendala kalau ada awan bisa hujan tapi tidak ada bibit awan bagaimana mau hujan. Kita doakan mudah-mudahan ada awan bisa disemai,"terangnya.(***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Titik Api

Index

Berita Lainnya

Index