LIPO - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mempertegas komitmennya dalam mempercepat inklusi digital berbasis gender melalui partisipasi dalam Commission on the Status of Women ke-69 (CSW69) di Markas PBB, New York, 11-22 Maret 2025.
XL Axiata terlibat dalam side event bertajuk "Shaping an Inclusive Digital Economy: Indonesia & India's Leadership and ASEAN's Collaborative Vision", yang menampilkan peran Indonesia dalam mendorong ekonomi digital inklusif di tingkat global.
Kehadiran XL Axiata di CSW69 merupakan upaya mendorong kesetaraan gender di sektor ekonomi digital, khususnya bagi perempuan dan kelompok rentan di Indonesia dan ASEAN. Forum ini diselenggarakan oleh United Nations Women dan ECOSOC untuk membahas pemberdayaan perempuan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 5 tentang kesetaraan gender.
Menteri PPPA RI, Arifah Fauzi, menyatakan, “Indonesia berkomitmen mengatasi kesenjangan gender dalam ekonomi digital melalui inisiatif seperti Ruang Bersama Indonesia. Kami ingin memastikan perempuan, khususnya wirausaha perempuan, tidak tertinggal dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital.”
Arifah menambahkan, partisipasi perempuan masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses keterampilan digital dan ancaman kekerasan berbasis gender online (KBGO). “Kami mengajak semua pihak berkolaborasi menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif, serta mempercepat investasi dalam literasi digital dan inklusi keuangan perempuan,” tegasnya lewat siaran persnya, Sabtu 15 Maret 2025.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, sebagai pembicara utama, membagikan praktik terbaik Indonesia dalam menciptakan ekosistem digital inklusif. “Kehadiran kami di CSW69 menunjukkan tekad XL Axiata untuk membangun ekosistem digital yang benar-benar inklusif, khususnya bagi perempuan, menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Dian.
Dian menjelaskan, Sisternet, program pemberdayaan perempuan XL Axiata sejak 2015, telah melatih lebih dari 1 juta perempuan di Indonesia. Program ini fokus pada literasi digital, kewirausahaan digital, dan keamanan siber. “Keberhasilan Sisternet terletak pada pendekatan berbasis kebutuhan perempuan Indonesia,” jelasnya.
Meski Indonesia melampaui rata-rata global dalam penggunaan teknologi digital, kesenjangan gender masih ada. Data BPS (2024) menunjukkan, literasi perempuan meningkat dari 96,8% (2022) menjadi 97,5% (2024), tetapi penggunaan internet masih lebih rendah pada perempuan (74,36%) dibanding laki-laki (78,19%).
Tantangan lain meliputi norma sosial budaya yang membatasi akses perempuan terhadap teknologi dan tingginya KBGO, dengan 80% korban adalah perempuan. Hanya 34% perempuan pelaku UMKM memanfaatkan platform digital, dibandingkan 54% laki-laki.
CSW69 menghasilkan rekomendasi strategis, termasuk pemerataan akses digital, pendidikan digital responsif gender, dan penguatan keamanan digital untuk perempuan. XL Axiata berencana memperluas dampak Sisternet melalui:
1. Menjadikan Sisternet sebagai layanan nilai tambah bagi pelanggan XL Axiata.
2. Memperluas kolaborasi dengan komunitas lokal dan internasional.
3. Menyediakan materi edukasi spesifik, seperti kewirausahaan digital, keamanan siber, dan fintech.
Dengan partisipasi aktif di CSW69, XL Axiata memperkuat komitmennya sebagai pemimpin transformasi digital inklusif dan berkeadilan gender di Indonesia dan ASEAN.(***)