PEKANBARU, LIPO-Sekitar 3000 ribuan etnis tiongha, memadati kampung melayu Tiong hoa, di Jalan Karet, Pekanbaru, mengikuti Pawai Festival Zhong Qiu 2017, yang dibuka dan dilepas oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, Sabtu (7/10)..
Gubri Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, kegiatan Festival Zhong Qiu yang dilaksanakan setiap tahun ini, merupakan bagian dari kebudayaan yang ada di Riau. Oleh karena itu patut untuk dilestarikan.
"Acara yang terlaksana berkat kerjasama seluruh organisasi masyarakat Tionghoa ini tentunya sangat baik, terlebih lagi pelaksanaan ini juga didukung oleh perkumpulan masyarakat kesukuan lainnya se-Provinsi Riau," ujar Gubri.
Dikatakan Gubri, Pemerintan Provinsi Riau, akan terus mendukung setiap kegiatan kebudayaan yang dilaksanakan di Riau. Iven Festival Zhong Qiu, atau biasa dikenal masyarakat dengan nama Festival Kue Bulan merupakan aset bagi provinsi. Terutama dalam peningkatan destinasi wisata Riau.
"Ini bisa jadi salah satu magnet pariwisata dari Provinsi Riau. Kita kedepan akan berupaya menjadikan even ini masuk dalam kalender event pariwisata nasional," ungkap Gubri.
Menurut Gubernur, upaya untuk memasukkan iven ini dalam oven pariwisata Nasional, akan di bicarakann dengan pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, yabg diketuai oleh Peng Suyoto, dan Pekanbaru. Selanjutnya di sinergikan dengan Dinas Pariwisata dimasukkan salah satu Calendar or Ivent pariwisata untuk Pekanbaru.
"Saya yakin di kabupaten kota-kota yang lain ada acara ini, ini untuk Pekanbaru. Mungkin Pak Peng bisa meriah lagi tahun depan dan kita atur kalau kita sehat kita bisa ikut jalan sama-sama. Dengan iven ini bisa menarik daya tarik bagi wisatawan mancanegara," jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Pawai Festival Zhong Qiu, ini merupakan salah satu perayaan dalam tradisi warga Tionghoa di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu dengan makanan khasnya yang disebut Kue Bulan (moon-cake) yang umumnya berbentuk bulat dengan berbagai citarasa.
Pada perayaan ini dipasang lampion merah di bawah sinar rembulan. Simbol bulat dari bulan, lampion merah maupun kue bulan bermakna keutuhan atau reuni keluarga yang penuh sukacita. Dan momen ini juga dimanfaatkan untuk mensyukuri karunia Tuhan dan penghormatan kepada alam semesta, atau kepada dewi bulan dalam kepercayaan sebagian orang Tionghoa.(lipo*3/net)
Gubri Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, kegiatan Festival Zhong Qiu yang dilaksanakan setiap tahun ini, merupakan bagian dari kebudayaan yang ada di Riau. Oleh karena itu patut untuk dilestarikan.
"Acara yang terlaksana berkat kerjasama seluruh organisasi masyarakat Tionghoa ini tentunya sangat baik, terlebih lagi pelaksanaan ini juga didukung oleh perkumpulan masyarakat kesukuan lainnya se-Provinsi Riau," ujar Gubri.
Dikatakan Gubri, Pemerintan Provinsi Riau, akan terus mendukung setiap kegiatan kebudayaan yang dilaksanakan di Riau. Iven Festival Zhong Qiu, atau biasa dikenal masyarakat dengan nama Festival Kue Bulan merupakan aset bagi provinsi. Terutama dalam peningkatan destinasi wisata Riau.
"Ini bisa jadi salah satu magnet pariwisata dari Provinsi Riau. Kita kedepan akan berupaya menjadikan even ini masuk dalam kalender event pariwisata nasional," ungkap Gubri.
Menurut Gubernur, upaya untuk memasukkan iven ini dalam oven pariwisata Nasional, akan di bicarakann dengan pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, yabg diketuai oleh Peng Suyoto, dan Pekanbaru. Selanjutnya di sinergikan dengan Dinas Pariwisata dimasukkan salah satu Calendar or Ivent pariwisata untuk Pekanbaru.
"Saya yakin di kabupaten kota-kota yang lain ada acara ini, ini untuk Pekanbaru. Mungkin Pak Peng bisa meriah lagi tahun depan dan kita atur kalau kita sehat kita bisa ikut jalan sama-sama. Dengan iven ini bisa menarik daya tarik bagi wisatawan mancanegara," jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Pawai Festival Zhong Qiu, ini merupakan salah satu perayaan dalam tradisi warga Tionghoa di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu dengan makanan khasnya yang disebut Kue Bulan (moon-cake) yang umumnya berbentuk bulat dengan berbagai citarasa.
Pada perayaan ini dipasang lampion merah di bawah sinar rembulan. Simbol bulat dari bulan, lampion merah maupun kue bulan bermakna keutuhan atau reuni keluarga yang penuh sukacita. Dan momen ini juga dimanfaatkan untuk mensyukuri karunia Tuhan dan penghormatan kepada alam semesta, atau kepada dewi bulan dalam kepercayaan sebagian orang Tionghoa.(lipo*3/net)