PEKANBARU, LIPO-Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zen sangat mendukung penuh dengan kegiatan Pelatihan Tenaga Teknis Konservasi/Preparasi Museum yang ditaja oleh UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi. Hal ini disampaikan Yoserizal pada wartawan Senin (23/10).
Dikatakannya, awalnya, pada tahun 2015 yang lalu, Museum terkenal dengan objek orintik(pemburu benda-benda koleksi), namun akhir-akhir ini paradigma tersebut kita rubah dan kita dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau berupaya melakukan pembenahan terhadap Museum.
"Perlu diketahui, bahwa koleksi benda Museum adalah benda cagar budaya yang bergerak. Bahkan kita memiliki target bahwa 500 benda koleksi Museum akan kita tingkatkan menjadi benda cagar budaya yang diakui tingkat nasional bahkan dunia. Namun, ada yang menjadi kerisauan kami, yakni Kabupaten dan kota yang tidak menganggap penting benda-benda koleksi sejarah. Baginanapun kegiatan ini menjaga peradapan Melayu," ujar Yoserizal Zen
Sejauh ini, sudah ada beberapa daerah yang sudah ada museumnya, namun keberadaan Museum ini tentunya kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah.
"Untuk itu, kita dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau akan berupaya membangun Museum Tematik dan memberikan dorongan kepada pemerintah daerah untuk mendirikan Museum Tematik," ujar Yoserizal Zen
Jadi, pelatihan konservasi atau Preparasi Museum sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada dimuseum baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Untuk itu kita berharap kepada peserta agar serius mengikuti kegiatan ini, apalagi narasumbernya memiliki pengetahuan yang luas biasa tentang Museum.
Kepala UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi, Dra Asmiati mengatakan, Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM para pegawai koleksi museum baik diprovinsi maupun permuseuman daerah. Adapun peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah perwakilan dari Dinas kabupaten dan kota dari bidang permuseuman sebanyak 32 orang," ujar Asmiati
Acara ini berlangsung dimulai pada 19 s. d 21 Oktober 2017 dengan 6 nara sumber yakni dari perwakilan Direktorat Pembinaan Cagar Tenaga Budaya dan Museum Kemendikbud Yuni Astuti Ibrahim, perwakilan Museum Nasional Dian Novitalestari , perwakilan Museum Tekstil Beny Grata, Arsiparis, perguruan tinggi, Dr Junaidi dan , Yoserizal Zen, " ujar Asmiati
"Kita melihat bahwa Museum bukan saja sebagai tempat peninggalan, benda kuno, tetapi Museum sebagai objek wisata dan penelitian dan tempat menambah pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Sedangkan materi pelatihan yakni, tentang konservasi tentang koleksi museum, bagaimana merawat benda koleksi, sperti bagaimana merawat benda dari kain, kayu dan keramik serta bagaimana merawat tentang naskah kuno.
Sejauh perawatan koleksi sangat penting dan wajib dilakukan kegiatan ini, karena banyak pihak pengelola museum yang belum diketahui bagaimana menjaga dan merawat koleksi Museum, apalagi didaerah yang kita nilai masih kurang SDMnya dalam hal mengetahui tentang konservasi koleksi museum. Kedepan harapan kita, Bahwa pengelola para teknisi Museum bisa memahami dan mengerti merawat koleksi permuseuman," ujar Asmiati.
Sementara itu, peserta pelatihan dari Kabupaten Meranti, Ade Herman mengatakan jika kegiatan ini sangat bagus sekali apalagi ilmunya bisa diterapkan dikabupaten dan kota. Apalagi dikabupaten Meranti yang pada 2018 nantinya akan dibangun Museum Tematik tentang sagu. Tentunya ini langkah awal dan merupakan ilmu yang bermanfaat.
"Sejauh ini, kami dari Kabupaten sangat minim tentang pengetahuan tentang permuseuman ini. Makanya pelatihan sangat penting bagi kami. Kedepan, kami berharap agar kegiatan pelatihan ini bisa berlanjut hingga ketingkat pusat," imbuh Ade Herman.(rls)
Dikatakannya, awalnya, pada tahun 2015 yang lalu, Museum terkenal dengan objek orintik(pemburu benda-benda koleksi), namun akhir-akhir ini paradigma tersebut kita rubah dan kita dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau berupaya melakukan pembenahan terhadap Museum.
"Perlu diketahui, bahwa koleksi benda Museum adalah benda cagar budaya yang bergerak. Bahkan kita memiliki target bahwa 500 benda koleksi Museum akan kita tingkatkan menjadi benda cagar budaya yang diakui tingkat nasional bahkan dunia. Namun, ada yang menjadi kerisauan kami, yakni Kabupaten dan kota yang tidak menganggap penting benda-benda koleksi sejarah. Baginanapun kegiatan ini menjaga peradapan Melayu," ujar Yoserizal Zen
Sejauh ini, sudah ada beberapa daerah yang sudah ada museumnya, namun keberadaan Museum ini tentunya kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah.
"Untuk itu, kita dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau akan berupaya membangun Museum Tematik dan memberikan dorongan kepada pemerintah daerah untuk mendirikan Museum Tematik," ujar Yoserizal Zen
Jadi, pelatihan konservasi atau Preparasi Museum sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada dimuseum baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Untuk itu kita berharap kepada peserta agar serius mengikuti kegiatan ini, apalagi narasumbernya memiliki pengetahuan yang luas biasa tentang Museum.
Kepala UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi, Dra Asmiati mengatakan, Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kualitas SDM para pegawai koleksi museum baik diprovinsi maupun permuseuman daerah. Adapun peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah perwakilan dari Dinas kabupaten dan kota dari bidang permuseuman sebanyak 32 orang," ujar Asmiati
Acara ini berlangsung dimulai pada 19 s. d 21 Oktober 2017 dengan 6 nara sumber yakni dari perwakilan Direktorat Pembinaan Cagar Tenaga Budaya dan Museum Kemendikbud Yuni Astuti Ibrahim, perwakilan Museum Nasional Dian Novitalestari , perwakilan Museum Tekstil Beny Grata, Arsiparis, perguruan tinggi, Dr Junaidi dan , Yoserizal Zen, " ujar Asmiati
"Kita melihat bahwa Museum bukan saja sebagai tempat peninggalan, benda kuno, tetapi Museum sebagai objek wisata dan penelitian dan tempat menambah pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Sedangkan materi pelatihan yakni, tentang konservasi tentang koleksi museum, bagaimana merawat benda koleksi, sperti bagaimana merawat benda dari kain, kayu dan keramik serta bagaimana merawat tentang naskah kuno.
Sejauh perawatan koleksi sangat penting dan wajib dilakukan kegiatan ini, karena banyak pihak pengelola museum yang belum diketahui bagaimana menjaga dan merawat koleksi Museum, apalagi didaerah yang kita nilai masih kurang SDMnya dalam hal mengetahui tentang konservasi koleksi museum. Kedepan harapan kita, Bahwa pengelola para teknisi Museum bisa memahami dan mengerti merawat koleksi permuseuman," ujar Asmiati.
Sementara itu, peserta pelatihan dari Kabupaten Meranti, Ade Herman mengatakan jika kegiatan ini sangat bagus sekali apalagi ilmunya bisa diterapkan dikabupaten dan kota. Apalagi dikabupaten Meranti yang pada 2018 nantinya akan dibangun Museum Tematik tentang sagu. Tentunya ini langkah awal dan merupakan ilmu yang bermanfaat.
"Sejauh ini, kami dari Kabupaten sangat minim tentang pengetahuan tentang permuseuman ini. Makanya pelatihan sangat penting bagi kami. Kedepan, kami berharap agar kegiatan pelatihan ini bisa berlanjut hingga ketingkat pusat," imbuh Ade Herman.(rls)