Isu Titip Menitip Menyeruak, Pejabat Eselon II Pemrov Riau Tak Kunjung Dilantik

Rabu, 02 Maret 2022 | 11:50:57 WIB
Ilustrasi/int
LIPO - Meskipun Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sudah menyetujui dan mengizinkan Gubernur Riau untuk melantik 11 pejabat eselon II di lingkungan Sekretariat Daerah Pemprov Riau, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pelantikan kapan akan dilaksanakan. 

Seiring berjalannya waktu kabar-kabar tak sedap terus merebak. Mulai dari isu proses asesmen sekedar formalitas, hingga titip-menitip jabatan dari pihak-pihak tertentu. 

Terkait Isu tak sedap tersebut, pengamat sosial politik Fauzi Kadir SH MS turut angkat bicara. Sebagaimana sampaikannya kepada berazam.com, Dia menduga belum dilantiknya para pejabat eselon II tersebut, ada 2 kemungkinan. Pertama, masih terjadi tarik ulur yang cukup alot. Kedua, disebabkan oleh karena pak Gubernur baru selesai menjalani isoman sehingga masih butuh penguatan imunitas agar benar benar sehat.

"Namun kalau saya amati yang terjadi adalah kecenderungan pertama, masih terjadi tarik menarik, timbang menimbang. Karena saya juga dapat kabar ada dugaan beking- membeking dalam penunjukan 1 dari 3 yang ada di meja Gubernur," ungkap Fauzi, Senin (28/2/2022) malam.

Jika isu beking-membeking demikian terjadi, Fauzi sangat menyayangkannya. 

"Kalau saya jadi gubernur, siapa yang memiliki bobot dan nilai tertinggi serta memang kompeten di bidangnya, dialah yang berhak dan langsung dilantik. Sayang, saya gak Gubernur," Jelas Fauzi lagi.

Apa yang disampaikan Fauzi kepada media berazam.com, liputanoke.com kembali melakukan konfirmasi ulang terkait isu tak sedap tersebut. 

"Saat sekarang, memang banyak "lucu", " Cetusnya, Selasa (01/03/22). 

Ketua Pansel JPTP Pemprov Riau, Prof Ashaluddin Jalil MS, saat dimintai tanggapan menepis anggapan seleksi hanya sekedar formalitas. Terkait pelantikan dikatakannya bukan lagi wewenang panitia pansel. 

"Tugas timsel sudah selesai karena tiga terbaik sudah di usulkan ke Pak Gub dan Pak Gub meneruskan ke KASN, dan tidak ada titip menitip karena kami tim memiliki sikap dan sudah menyepakati secara kolektif dari hasil yang di lakukan. Perihal kendala sebaiknya ditanya ke BKD atau Sekda," Terang Ashaluddin Jalil, kepada liputanoke.com, Rabu (02/03/22). 

Sementara, Kepala BKD Provinsi Riau Ikhwan Ridwan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp Messenger terkesan irit bicara. Dia hanya memberikan penjelasan singkat. 

"Tinggal menunggu waktu saja," Jawabnya.

Apa yang disampaikan Fauzi Kadir bukanlah tanpa sebab. Belakangan, ramai diberitakan adanya dugaan titip menitip di sejumlah OPD oleh pihak-pihak tertentu sehingga terjadi tarik ulur, kondisi ini disebut-sebut membuat Gubernur Riau merasa "tersandra" dan berimbas tertundanya pelantikan.

RSUD Arifin Achmad misalnya, beberapa waktu yang lalu sejumlah dokter turut memberikan masukan khusus dengan harapan posisi Direktur RSUD AA diemban pigur yang handal dan kenyang pengalaman untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Bukan menjabat karena titipan.

Seperti yang disampaikan dokter spesialis paru di RSUD AA, dr Indra Yopi yang juga Tim Satgas Covid-19 Riau. Dia  memberikan pandangan khusus terhadap sosok yang dibutuhkan untuk memangku jabatan Dirut.

"Kalau menurut saya yang paling utama itu adalah sosok yang memahami kondisi pandemi saat ini. Artinya memahami secara komprehensif, pandemi itu seperti apa?. Kemudian kompetensi tentu orang harus faham, orang yang tau, bukan saja dari segi pengalaman tetapi orang yang betul betul memahami, misal soal klinis itu seperti apa," kata Indra Yopi kepada liputanoke.com, Rabu (16/2/2022).

Tujuannya agar nanti klinisi antara dokter yang menangani tidak bertumpang tindih dengan kebijakan.

"Kemudian sosok yang bisa bekerjasama dengan para dokter, terutama dokter dokter yang menangani pandemi. Itu yang paling penting," kata dr Indra.

Apalagi saat ini kita tahu jumlah kasus covid meningkat tajam.

"Jangan sampai nanti RSUD pula yang mengurangi ruangan isolasi. Dan saya melihat selama ini dari sisi kinerja manajemen di bawah kepimpinan Dirut yang lama, dr Nurzelly saya lihat secara umum oke lah ya. Tidak ada terlalu banyak riak, kalaupun ada masih wajar-wajar saja. Begitu dr Nurzelly mundur tentu sedikit seperti kehilangan arah, agak bingung mau dibawa kemana, apalagi saat ini baru sebatas Plt. Tentu belum bisa menentukan kebijakan," paparnya.

"Dan Semua pihaknya tentu juga menginginkan menjadikan RSUD ini sebagai RS yang profesional, jangan sampai hanya dijadikan tempat-tempat titipan, itu yang paling kacau. Kita berharap RS janganlah dijadikan tempat titipan," ujar dr Indra Yopi lagi.

Apa yang disampaikan dr. Indra Yopi mengambarkan kondisi RSUD AA tidak sedang baik-baik saja. Apa yang disampaikan dr Indra Yopi tentulah demi kebaikan RSUD AA yang berkaitan erat dengan pelayanan dan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus bebas dari segala bentuk intervensi politik. 

Masukan khusus juga disampaikan salah seorang dokter spesialis kandungan, Dr dr Donel, SpOG (K) yang juga Ketua POGI Riau. Dia mengungkapkan beberapa kriteria yang dibutuhkan untuk menjabat Dirut RSUD AA.

"Menurut saya yang penting itu adalah orang yang mampu menguasai keadaan, artinya orang yang berkecimpung lama di RSUD AA, sehingga mengerti persoalan yang ada di RSUD," kata dr Donel dalam bincangnya dengan liputanoke.com, Rabu (16/02/2022).

"Namun yang sangat penting adalah orang yang berlatar belakang pendidikan dokter, seorang yang bisa diterima oleh banyak pihak, terutama bekerjasama dengan para dokter dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak," terang Donel lagi.

Tentu juga masih ada kriteria lain, seperti kompetensi, utamanya adalah kemampuan manajerial. 

Ya pada intinya, sosok Dirut RSUD adalah adalah seorang dokter yang punya kemampuan manajerial yang bagus, punya sifat kepemimpinan yang kuat, berpengalaman (jam terbang), dengan personality yang baik. Dan tak kalah penting juga bagaimana bisa meningkatkan kinerja dan pelayanan. Bukan karena faktor kedekatan. 

"Ciri pemimpin yang baik adalah karakter yang kuat, memiliki kompetensi, dan punya networking yang luas. Seorang Dirut RS pun seharusnya begitu. Dengan karakter yang kuat akan mampu mengelola berbagai macam profesi yang saling berinteraksi," paparnya.

Sebenarnya kata dr Donel, Kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang Dirut RSUD cukup banyak. Tidak hanya manajemen sumberdaya manusia yang penting dalam menjamin pelayanan yang ramah, tapi juga manajemen keuangan, pemasaran, logistik, sistim informasi, keperawataan, dan lain lain. 

"Memang tidak mungkin menguasai semua secara mendalam tapi paling tidak mengerti kerangka berfikirnya sehingga bisa berkomunikasi dan memberi arahan kepada bawahan," Pungkasnya

Sebagaimana diketahui, 11 kepala OPD yang bakal diisi oleh pejabat definitif; Staf ahli bidang ekonomi dan keuangan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PUPR PKPP, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Selanjutnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah, dan Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah. (*1) 

Terkini