LIPO - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjadi sorotan baru-baru ini atas meninggalnya sejumlah pekerja di lingkungan perusahaan tersebut.
Tak ketinggalan dari anggota DPR RI di Senayan, Jakarta, juga turut menyoroti pemberitaan sejumlah media.
Abdul Wahid minta pihak PT PHR transparan ke publik atas meninggalnya sejumlah pekerja tersebut.
"Pihak PHR harus bertanggung jawab, jangan ada yang ditutup-tutupi," kata Anggota Komisi XI DPR RI, pada Rabu (23/11/22).
Terkait dengan adanya desakan pencopotan Direktur Utama PHR Jeffe A Suardin dan Executive President PHR Feri Sri Wibowo, politisi PKB ini menyarankan agar tidak terburu-buru.
"Soal copot mencopot tentu ada mekanismenya dan perlu dikaji terlebih dahulu, yang terpenting itu tanggung jawabnya dulu," ucap Abdul Wahid.
Sebelumnya berbagai media ramai memberitakan insiden kecelakaan kerja di lingkungan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada bulan Desember 2021.
Salah satu tokoh pemuda Riau dari Aliansi Masyarakat Peduli Riau (AMPR) Zulkardi, sangat menyesalkan adanya insiden hingga merenggut nyawa pekerja tersebut.
"Kita sangat menyesalkan terjadinya kembali beberapa insiden kecelakaan kerja di lingkungan PHR, dan tentu saja ini menjadi insiden buruk," ucap Zulkardi dikutip goriau.com pada Selasa (22/11/22).
Zulkardi juga menyesalkan pihak PHR yang diduga tidak mengabari insiden tersebut kepada Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Riau. Ia menilai perbuatan tersebut secara jelas telah melanggar Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan.
Sehubungan persoalan itu, pihak AMPR minta pihak Mabes Polri untuk membentuk tim khusus guna mengusut tuntas penyebab meninggalnya beberapa pekerja PHR secara beruntun tersebut.
"Selain ke Presiden dan Kementerian BUMN, kami juga akan segera menyurati pak Kapolri," tandasnya.
Menurut Zulkardi, kejadian pada 17 november 2022, korban meninggal adalah pekerja RIG shift malam a/n Hermanto (53) yang saat itu sedang menunggu rekan aplusan pergantian shift.
"Kejadian meninggal dunia pada saat pagi hari, disini jelas bahwasannya korban masih dalam jam kerjanya menunggu pergantian hari, dan juga korban ditemukan meninggal di lokasi kerja di Minas. Selanjutnya kejadian 20 november 2022 pagi, korban meninggal dunia a/n Yunaldi (55) ditemukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 Wib. Korban diketahui baru saja melakukan aplusan dengan operator bulldozer shift malam, lalu ditemukan meninggal dunia di atas bulldozer," jelasnya.
Dijelaskan lebih lanjut, pada sore hari nya sekira pukul 16.00 Wib, kembali ditemukan 1 korban meninggal dunia di ruang kamar istirahat medical Minas.
Sementara itu, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) VP Corporate Affairs PT Pertamina Hulu Rokan, Rudi Ariffianto, saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (22/11/2022), membantah pekerja tersebut bukan karena insiden kecelakaan kerja melainkan karena mengalami sakit.
"Dapat dikonfirmasikan bahwa penyebab meninggalnya mitra kerja PHR baru-baru ini bukanlah akibat kecelakaan kerja," ujarnya.
"Mereka telah ditangani dengan segera oleh tenaga medis yang disediakan PHR yang telah terlatih baik untuk menangani kejadian terkait kesehatan di lokasi dan di fasilitas medis PHR," tambahnya.
PHR kata Dia, memberikan perhatian serius untuk memastikan semua pekerja dan mitra kerja PHR fit sebelum mulai bekerja.
"Perlindungan terhadap seluruh pekerja, mitra kerja, dan masyarakat di mana PHR beroperasi merupakan nilai dan prioritas utama perusahaan," pungkasnya. (*1)