LIPO - Sejak terjadi letusan pada Sabtu (07/01/23), Gunung Merapi Sumatera Barat terus erupsi. Abu tebal putih hingga kelabu terpantau membumbung ke langit.
Hingga Senin (09/01/23) pukul 06.34 wib, telah terjadi 28 kali erupsi dengan tinggi kolom abu kurang lebih 250 meter di atas puncak, atau kurang lebih 3.141 mdpl).
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 3.2 mm, dengan durasi kurang lebih 1 menit 1 detik.
"Kolom abu tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah timur tenggara," demikian disampaikan Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi, Teguh Purnomo, kepada liputanoke.com, pada Senin (09/01/23).
Berdasarkan laporan dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Merapi, saat ini Gunung Merapi Sumatera Barat berada pada status Waspada (Level II).
"Masyarakat disekitar gunung merapi, dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki gunung merapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak," himbau Teguh Purnomo.
Teguh mengatakan, pihaknya terus memantau aktivitas gunung yang terletak di antara Kabupaten Tanah Datar dengan Kabupaten Agam ini apakah aktivitas gunung akan naik atau turun.
"Ini masih dikatakan pembuka. Tapi belum pasti. Kita lihat dulu apakah akan meningkat atau justru menurun," kata Teguh kepada wartawan pada Sabtu (07/01/23) lalu.
Teguh menyebut Gunung Marapi punya siklus 2 sampai 4 tahunan erupsi. Terakhir, gunung ini erupsi pada 4 Juli 2017.
"Ini masih dini. Kita akan pantau terus data dan perkembangannya," ujar Teguh.
Gunung Marapi merupakan salah satu Gunung Api aktif yang ada di Sumatera Barat. Posisinya berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 mdpl.(*1)