LIPO - Infiltrasi budaya asing mulai masuk ke kota Pekanbaru. Hal ini terlihat, saat tertangkapnya pasangan diduga lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) 57 pasangan.
Operasi yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Pekanbaru di Kecamatan Sukajadi, Minggu (28/5/2023) menjadi sentilan keras bahwa 'LGBT' sudah berkembang dan bertunas di Bumi Melayu.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru Syahrul Mauludi mengatakan jika LGBT sudah sangat meresahkan.
"LGBT ini tentu menjadi keresahan kita bersama," ungkapnya kepada liputanoke.com, Sabtu (03/06/23).
Dari Kemenag sendiri, ia menyampaikan sudah ada beberapa program yang dilakukan agar LGBT ini mampu diredam dan tak sampai tumbuh subur.
"Upaya pencegahan dari Kemenag membuat program bersama dengan MUI,Pemko dan MDI untuk terus edukasi masyarakat bahaya LGBT melalui dakwah," terangnya.
Syahrul juga menyampaikan pendidikan agama menjadi basis terkuat agar LGBT ini tak tumbuh liar.
"Memperkuat materi pendidikan Agama di Sekolah SD,SMP,SMA," sambungnya.
Selanjutnya yakni melakukan pembimbingan oleh KUA untuk remaja.
"Melakukan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) oleh KUA di tingkat kota," paparnya.
Ia juga optimis jika LGBT bisa disembuhkan dan pelaku bisa kembali normal hidup seperti layaknya sesuai norma agama, sosial dan aturan hukum yang berlaku. Terutama dengan bantuan dan bimbingan dari semuanya.
"LBGT bisa disembuhkan dengan bimbingan secara kontinyu dari keluarga dan stakeholder," pungkasnya.
Ganasnya LGBT di Pekanbaru ini sudah sangat memprihatinkan, pasalnya di Januari 2023 lalu diketahui jumlah pelaku LGBT di Pekanbaru diperkirakan sudah mencapai 3 ribu orang dan sudah menyasar kaum pelajar. (*16)