Malaysia Lockdown, Pintu Pelabuhan Ditutup, Ratusan WNI Terlantar Pulang Ke Riau

Malaysia Lockdown, Pintu Pelabuhan Ditutup, Ratusan WNI Terlantar Pulang Ke Riau
Willy dengan latar belakang salahsatu kota di Malaysia saat Lockdown/LIPO
PEKANBARU, LIPO - Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) kebingungan pulang kembali ke Riau. Hal ini disebabkan hampir semua pintu masuk pelabuhan jalur laut ditutup untuk mencegah mewabahnya virus covid-19.

Seperti yang dialami oleh salahsatu warga Riau asal Dumai, Willy Ari Setiawan (26). Dirinya dan hampir ratusan yang lainnya terkendala pulang. 

Saat dihubungi liputanoke.com, dia (Willy) berada di  pelabuhan Muar. Dan saat ini dirinya di stasiun bis hendak menuju Johor Baharu sesuai arahan Kedubes RI. 
 
"Saya dan yang lainnya ngak bisa pulang pak, saat ini saya mau menuju ke Johor. Yang lain saya ngak tau pergi kemana," jelasnya penuh kegalauan. 

Diceritakannya, dirinya memutuskan kan untuk pulang karena saat ini di Selangor, Malaysia Lockdown. 

Kecemasan Willy dan ratusan WNI lainnya bukanlah tanpa sebab. Untuk di Malaysia keseluruhan tercatat 790 kasus, daerah Selangor sendiri paling tinggi untuk kasus Covid-19, yaitu 192 kasus. 

"Itu data kemaren pak, kalau hari hari ini bisa saja bertambah," jelas Willy sambil mengirimkan data lewat massager, Sabtu (21/03).

"Kondisi masyarakat di Malaysia, khususnya wilayah Selangor,  wilayah yang paling tinggi kasus corona. Saat ini diberlakukan jam malam. Jika pada waktu malam tiba tidak dibenarkan warga nya keluar dari rumah masing masing. Aparat setempat melakukan patroli rutin disetiap kawasan perumahan. Jika ada yg melanggar akan di tangkap dan di kenakan denda RM.200. Jika mengulangi lagi kesalahan yang sama akan di tahan. Lama kurungan nya saya kurang tau pasti.  Mereka sangat mengikuti perintah kawalan kerajaan Malaysia," cerita Willy yang kebetulan tinggal di Malaysia, di daerah Klang. 

Diceritakannya lagi, Semua tempat-tempat yang mengundang keramaian ditutup, yang buka hanya kedai runcit (warung kelontong), farmasi/apotek, dan beberapa rumah makan/restoran. Untuk Rumah makan/restoran tidak dibenarkan makan di tempat harus delivery maupun take away order. Jika melanggar akan di kenakan denda RM.200. Sekolah, kampus, dan beberapa kantor juga ditutup. Kecuali beberapa bank, rumah sakit, dan beberapa sektor pemerintahan pusat saja yang buka. 

Dengan kondisi penyebaran virus corona di Malaysia yang cukup tinggi, dijelaskan Willy, pemerintah Malaysia saat ini bekerja keras agar wabahnya tidak menyebar luas. 

"Disetiap tempat di Malaysia mereka menyediakan handsanitizer, dan yang saya salut nya, ketika berada di terminal Bis Sepadan, mereka memberikan masker dengan cuma cuma bagi para penumpang," tutur Willy yang mengaku melihat kerabatnya ke Malaysia. 

Saat ini untuk mencari jalur kepulangannya, Willy mengikuti arahan Kedubes RI. Saat ditanyakan apakah untuk kepulangan dirinya dan WNI yang lain dikoordinir oleh Kedubes RI, dikatakan Willy, diserahkan kepada masing-masing individu. Namun, diakui Willy, dirinya juga terus berkomunikasi dengan pihak Kedubes RI meskipun tidak secara formal. 

"Diserahkan masing-masing aja pak. Lagian saya melaporkan tidak formal hanya melalui Wa saja," jelas Willy yang katanya selalu bolak balik Riau-Malaysia. 

Saat disarankan mencoba jalur kepulangan yang lain, selain menunju pelabuhan Dumai, Dijelaskan Willy, pintu masuk ke Riau hanya tiga pelabuhan. 

"Yang tutup bukan hanya Dumai pak, Selat Panjang dan Bengkalis juga tutup. Ke Riau khan cuma tiga pintu masuk. Tadi pagi ada kapal, tapi kapal pulang ke Indo dalam keaadaan kosong tanpa penumpang," terang Willy. 

Maklumat Pemerintah Malaysia yang memperlakukan Lockdown , dan Informasi penutupan pelabuhan yang terkesan mendadak, membuat Willy dan bahkan ratusan WNI lain kebingungan. Apalagi ketersediaan dana yang semakin menipis. 

"Kita bisa tinggal disini hanya saja, saya merasa kasian melihat teman-teman yang tidak mempunyai banyak dana untuk kembali ketempat masing-masing. Dan berita di turunkan untuk penutupan pelabuhan baru semalam. Jadi banyak WNI yang tidak mengetahui berita tersebut. Hanya saja yang disesalkan para WNI kenapa berita penutupan itu harus mendadak di beritahukan ketika mereka sudah sampai pelabuhan," ungkapnya penuh kwatir mengingat anaknya yang masih bayi dan istri yang sedang mengandung. (lipo*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index