LIPO - Sejumlah politikus dari partai politik menanggapi Wacana Anies Baswedan dipasangkan dengan Ketua PSI Kaesang Pangarep di Pilkada DKI Jakarta 2024.Wacana itu awalnya digaungkan PKB Jakarta bersamaan dengan usulan mereka mendorong Anies sebagai cagub.
Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas menilai duet Anies-Kaesang cerminan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia.
Hasbiallah mengaku melirik Kaesang bukan karena putra dari Presiden Joko Widodo, tetapi kans menggaet suara 56 persen anak muda di Jakarta.
"Ini sebenarnya Mas Kaesang masuk dengan Mas Anies ini kita mengamalkan Pancasila nomor tiga, persatuan Indonesia, ini mempersatukan," kata dia mengutip detik.com, Senin (17/6).
Lantas, wacana itu pun turut dikomentari oleh partai lain yang juga memasukkan Anies dalam bursa cagub DKI. Misalnya, PDIP.
Sekretaris DPD PDIP Jakarta Pantas Nainggolan menolak wacana duet Anies Baswedan-Kaesang Pangarep sebagai calon gubernur-wakil gubernur di Pilkada 2024.
"Secara pribadi ya tidak usahlah Anies diduetkan dengan Kaesang. Mengurangi tragedi-tragedi pilpres di Jakarta," ucap Pantas di sekolah partai PDIP, Lenteng Agung mengutip Antara, Jumat (14/6).
Pantas mengatakan pernyataannya yang menolak duet Anies-Kaesang adalah pendapat pribadi. Selebihnya, keputusan akhir berada di level DPP PDIP.
"Soal sikap partai bukan saya, itu 'kan DPP," katanya.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS juga angkat suara soal peluang duet Anies Baswedan dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo itu.
Ketua DPP PKS, Ahmad Mabruri menganggap wacana tersebut bagus agar dinamika politik di Jakarta semakin ramai dan cair. Apalagi, menurut dia, Kaesang dan Anies jika terwujud, sebagai pasangan zig-zag.
"Bagus ini. Biar makin ramai dan cair. Makin banyak pasangan makin menarik. Apalagi kalau pasangannya zig-zag. Enggak monoton," kata Mabruri lewat pesan singkat sambil terkekeh, Senin (3/6).
Saat ditanya peluang duet tersebut, Mabruri menyebut bahwa tak ada yang mustahil dalam politik. Apalagi, pernyataan itu keluar dari Kaesang sebagai ketua partai.
Sementara itu, partai lainnya yang mempertimbangkan usung Anies di Pilkada DKI yakni NasDem belum berkomentar banyak soal wacana duet itu.
Namun, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya merespons kans Kaesang Pangarep maju di Pilkada Jakarta 2024.
Ia menyebut pertempuran politik di Jakarta sangatlah terbuka. Willy menyinggung basis perlawanan di Jakarta.
"DKI ini kan terbuka dan harus dilihat juga secara sosiohistoris, DKI ini ada basis perlawanan ya," kata Willy di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (6/6).
Ia menyebut politik sangatlah dinamis dan segala kemungkinan bisa terjadi.
Kaesang juga sudah berkomentar terkait ini. Dia mengaku lebih memilih untuk mengikuti Pilgub Jakarta ketimbang maju dalam Pilwalkot Solo jika harus maju pada pilkada mendatang.
Pernyataan itu ia sampaikan seiring namanya yang diperkirakan kuat maju di Jakarta bersama Gerindra.
Hal ini disampaikannya dalam podcast yang berjudul OTW - Rencana Program Umrah Gratis untuk Pejuang Garis Biru dari Kaesang di kanal Youtube Kaesang Pangarep GK Hebat yang ditayangkan pada Rabu (29/4) lalu.
Kaesang menyoroti posisi Anies yang juga merupakan salah satu rival sang kakak, Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 yang belum terafiliasi dengan partai politik. Sementara PSI telah memiliki delapan kursi di DPRD Jakarta.
"Kan, posisinya Pak Anies sekarang belum ada partai, sedangkan aku di Jakarta punya delapan kursi," kata Kaesang.
Kaesang kini telah memenuhi syarat untuk maju sebagai cagub dan cawagub menyusul putusan MA terakhir yang mengubah syarat usia 30 tahun. MA menilai usia 30 tahun harus terhitung saat pelantikan, bukan penetapan pasangan calon oleh KPU.
Sedangkan, Kaesang baru berusia 30 pada Desember atau empat bulan setelah pendaftaran di KPU, dan satu bulan setelah pelaksanaan pilkada. Artinya, jika terpilih, Kaesang dilantik di usia 30 tahun dan dianggap memenuhi syarat.(***)