PEKANBARU, LIPO-Media massa memiliki pengaruh sangat sentral dalam pembentukan opini publik sehingga informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial pada masyarakat.
Masyarakat yang tidak tahu apa-apa banyak yang menelan mentah-mentah berbagai informasi yang diberitakan pada sebuah media, padahal di sisi lain berita tersebut ada kemungkinan memiliki ketimpangan yang harus diverifikasi.
Hal itu disampaikan Pemimpin Redaksi Goriau.com, Hasan Basril yang tampil sebagai narasumber dalam diskusi Publik yang dilaksanakan bersama mahasiswa Universitas Muhammadiyah dan Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia, Jumat ( 19/5).
Menurutnya, peran Pers sederhana ketika seorang Wartawan menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik sehingga berperan baik menjaga keutuhan bangsa begitupula sebaliknya. Propaganda dan media massa memang tak bisa terpisahkan. Melalui media propaganda bisa terlaksana dengan baik terlepas itu oleh media audio, visual, ataupun audio visual.
"Pers harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik, memberikan pencerahan kepada publik salahsatunya tentang pentingnya menjaga keutuhan bangsa. Pers harus menjadi pengurus informasi dan sebagai alat pengkoreksi," ujarnya.
Sementara itu, narasumber lainnya, Jayus, Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Riau mengatakan mahasiswa memiliki peran istimewa dikelompokkan dalam tiga fungsi terdiri dari agent of change, social control, dan iron stock. Dengan tugas besar tersebut, diharapkan mahasiswa dapat mewujudkan perubahan bangsa menuju yang lebih baik.
"Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Untuk mengubah sebuah negara, yang paling utama harus dirubah adalah diri kita sendiri. Tema yang diangkat termasuk dari salahsatu peran mahasiswa yaitu sebagai kontrol sosial, mahasiswa diminta menjalankan perannya sebaik mungkin agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi orang banyak," sebutnya, dihadapan puluhan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang hadir.
Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau, Jupendri, memaparkan sub tema yang diusung yakni peranan mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI. Dia menjelaskan ada tiga pertanyaan yang harus dibahas dalam hal itu diantaranya, ada apa dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengapa mahasiswa yang menjadi objek, kemudian bagaimana peranan mahasiswa dalam menjaga NKRI.
"Pertanyaan pertama itu muncul karena banyaknya isu- isu yang muncul dari media sosial berpotensi memecah belah NKRI seperti gerakan Partai Komunis Indonesia, ISIS, dan isu lain. Kalau mengapa harus mahasiswa yang berperan menjaga keutuhan NKRI itu karena mahasiswa memiliki empat tugas yakni menerima pendidikan, pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," jelasnya.
Mahasiswa juga punya tanggungjawab untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang pendidikan yang sudah mereka terima dari kampus sehingga masyarakat tidak sesat dalam memaknai sesuatunya. Untuk menjalankan perannya dalam menjaga keutuhan NKRI, mahasiswa harus mengerti dan memahami apa itu NKRI untuk dikomunikasikan kepada masyarakat.(lipo*3)