TEMBILAHAN, LIPO-Seorang warga Parit IV Desa Simbar Kecamatan Kateman dilaporkan hilang saat hujan lebat disertai petir, di Perairan Tanjung Sulawesi Sungai Kateman Desa Hidayah Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Jumat (6/4/2018) sekira pukul 12.00 WIB.
Saat itu, korban Salamudin (18) berlayar bersama ayahnya Heri Nurdin (48) menggunakan pompong dari Desa Bente Kecamatan Mandah, untuk kembali ke Desa Simbar. Korban diduga tersambar petir dan jatuh ke dalam sungai.
Kapolres Inhil, AKBP Christian Rony melalui Kasat Polairud, AKP H Awaluddin Dalimunthe menjelaskan, kejadian tersebut bermula saat Salamudin bersama ayahnya dalam perjalanan pulang dari Desa Bente menuju Desa Simbar.
Setelah hampir dua jam berlayar, ketika melewati Perairan Tanjung Pandak Kelurahan Pelangiran, hujan turun dengan lebatnya disertai petir yang menyambar. Salam lalu meminta Heri untuk pindah ke bahagian depan agar bisa berlindung di balik terpal.
Tidak lama berselang, saat melewati Perairan Tanjung Sulawesi, Heri mendengar petir menyambar dan menyebabkan pompong sedikit oleng. Heri lantas membuka terpal dan melihat ke belakang ke arah anaknya, namun Salamudin tidak terlihat lagi di kemudi pompong, sedangkan mesin pompong masih dalam keadaan hidup.
Ayah yang khawatir itu segera mengambil alih kemudi, lalu memutar haluan dan berusaha menemukan putranya. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga Heri memberitahu warga Desa Hidayah dan pihak Kepolisian.
Upaya pencarian kemudian dilakukan oleh Tim SAR dari Personel Sat Polairud, Polsek Pelangiran dan warga setempat, namun belum berhasil menemukan Salamudin.
"Upaya pencarian, masih terus dilakukan oleh Tim SAR Gabungan," terangnya.(lipo*7)
Saat itu, korban Salamudin (18) berlayar bersama ayahnya Heri Nurdin (48) menggunakan pompong dari Desa Bente Kecamatan Mandah, untuk kembali ke Desa Simbar. Korban diduga tersambar petir dan jatuh ke dalam sungai.
Kapolres Inhil, AKBP Christian Rony melalui Kasat Polairud, AKP H Awaluddin Dalimunthe menjelaskan, kejadian tersebut bermula saat Salamudin bersama ayahnya dalam perjalanan pulang dari Desa Bente menuju Desa Simbar.
Setelah hampir dua jam berlayar, ketika melewati Perairan Tanjung Pandak Kelurahan Pelangiran, hujan turun dengan lebatnya disertai petir yang menyambar. Salam lalu meminta Heri untuk pindah ke bahagian depan agar bisa berlindung di balik terpal.
Tidak lama berselang, saat melewati Perairan Tanjung Sulawesi, Heri mendengar petir menyambar dan menyebabkan pompong sedikit oleng. Heri lantas membuka terpal dan melihat ke belakang ke arah anaknya, namun Salamudin tidak terlihat lagi di kemudi pompong, sedangkan mesin pompong masih dalam keadaan hidup.
Ayah yang khawatir itu segera mengambil alih kemudi, lalu memutar haluan dan berusaha menemukan putranya. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga Heri memberitahu warga Desa Hidayah dan pihak Kepolisian.
Upaya pencarian kemudian dilakukan oleh Tim SAR dari Personel Sat Polairud, Polsek Pelangiran dan warga setempat, namun belum berhasil menemukan Salamudin.
"Upaya pencarian, masih terus dilakukan oleh Tim SAR Gabungan," terangnya.(lipo*7)