Satu Alasan Kenapa Dukungan Berpindah, Abdul Wahid: Karena Iyeth Bustami Kantongi KTA PKB

Satu Alasan Kenapa Dukungan Berpindah, Abdul Wahid: Karena Iyeth Bustami Kantongi KTA PKB
Abdul Wahid/LIPO 
PEKANBARU, LIPO - Pasca Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencabut dukungan dari Pasangan Calon (Paslon) Kasmarni-Bagus Santoso, dan mendukung Paslon Kaderismanto-Iyet Bustami di Pilkada Bengkalis, berbagai dugaan muncul sebagai alasan kenapa PKB merubah arah dukungan. 

Menanggapi dugaan-dugaan yang berkembang itu, Ketua DPW PKB Riau, Abdul Wahid, menjelaskan alasan kenapa PKB merubah dukungan tersebut. 

Dikatakan Abdul Wahid, dari awal proses penjaringan Calon Kepala Daerah, nama Iyet Bustami tidak tercatat sebagai peserta yang ikut penjaringan hingga dukungan PKB diterbitkan dan diberikan kepada Paslon Kasmarni-Bagus Santoso. 

"Kita anggap kader ngak ada maju di Bengkalis waktu itu, makanya kita dari awal mendukung Kasmarni dan pasangannya," jelas Wahid. 

Namun, kata Wahid, proses politik begitu dinamis, tanpa disangka kader PKB (Iyet Bustami) menyatakan diri ikut sebagai calon di Bengkalis. Diterangkan Wahid, selama ini PKB dalam kondisi apapun bila ada kader yang ingin maju sebagai calon, PKB akan mengutamakan kadernya terlebih dahulu. 

"Ya ini lah dinamikanya, ternyata belakangan ada kader yang ingin maju. Kalau kader yang ingin maju menyatakan siap, ya kita utamakan kader dulu," terang Wahid kepada liputanoke.com, Selasa (18/08). 

Ditegaskan Wahid lagi, bahwa dalam proses perubahan dukungan itu murni karena alasan kader, bukan alasan yang lain seperti asumsi-asumsi yang berkembang saat ini. 

"Murni karena Iyeth kader PKB, bukan yang lain. Iyeth itu hingga sekarang masih mengantongi KTA PKB. Kalau ngak ada kader yang maju, tentulah tetap sama Kasmarni. Khan dari awal malah kita (PKB) yang dukung," jelas Wahid. 

Namun, dikatakan Wahid, dengan banyaknya asumsi-asumsi yang berkembang terkait PKB mengalihkan dukungan, pihaknya juga tidak bisa membendung karena semua itu adalah bagian demokrasi yang terbuka. 

"Ya, kalau ada asumsi-asumsi yang lain yang berkembang, kita juga tak bisa melarang. Ini khan alam demokrasi," tutup Wahid. (*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index