JAKARTA, Lipo-Pascapenetapan Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus korupsi KTP-Elektronik, Partai Golkar dipastikan harus mempersiapkan kemungkinan terburuk dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Golkar.
Sebab dimungkinkan adanya kekosongan kepemimpinan pada tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut jika status Novanto telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, semua tokoh di Golkar berpeluang dan pantas jadi ketua umum. Sebab, kata dia, partai Golkar sudah cukup dewasa, dan tidak ada tokoh sentral.
"Jadi ketua Golkar ini mungkin ada empat opsi yang diambil," ucap Hendri melalui siaran pers.
Pertama, lanjut Hendri, diserahkan pada jalur politik Golkar. Artinya tokoh yang sedang menjabat berpeluang adalah Airlangga Hartanto yang saat ini menjabat Menteri Perindustrian atau Mahyudin yang merupakan Wakil Ketua MPR RI.
Adapun yang kedua, kata dia, adalah opsi urut nomor hasil Munas Bali. Artinya Ade Komarudin yang diperingkat kedua atau Azis Syamsudin yang juga kontestan dalam Munaslub Golkar.
"Opsi ketiga, kembali menyerahkan urusan partai kepada tokoh senior hingga 2019. Artinya, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Agung Laksono, Ical bisa jadi formatur untuk ini," papar Hendri.
Opsi keempat, jelas Hendri, saatnya orang muda Golkar memimpin. Menurut dia, beberapa tokoh yang memungkinkan adalah Airlangga, Azis, Mahyudin, atau tokoh pergerakan seperti Indra Piliang dan Ahmad Dolly Kurnia. (lipo*2)
Ikuti LIPO Online di Sebab dimungkinkan adanya kekosongan kepemimpinan pada tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut jika status Novanto telah memiliki kekuatan hukum tetap.
Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, semua tokoh di Golkar berpeluang dan pantas jadi ketua umum. Sebab, kata dia, partai Golkar sudah cukup dewasa, dan tidak ada tokoh sentral.
"Jadi ketua Golkar ini mungkin ada empat opsi yang diambil," ucap Hendri melalui siaran pers.
Pertama, lanjut Hendri, diserahkan pada jalur politik Golkar. Artinya tokoh yang sedang menjabat berpeluang adalah Airlangga Hartanto yang saat ini menjabat Menteri Perindustrian atau Mahyudin yang merupakan Wakil Ketua MPR RI.
Adapun yang kedua, kata dia, adalah opsi urut nomor hasil Munas Bali. Artinya Ade Komarudin yang diperingkat kedua atau Azis Syamsudin yang juga kontestan dalam Munaslub Golkar.
"Opsi ketiga, kembali menyerahkan urusan partai kepada tokoh senior hingga 2019. Artinya, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Agung Laksono, Ical bisa jadi formatur untuk ini," papar Hendri.
Opsi keempat, jelas Hendri, saatnya orang muda Golkar memimpin. Menurut dia, beberapa tokoh yang memungkinkan adalah Airlangga, Azis, Mahyudin, atau tokoh pergerakan seperti Indra Piliang dan Ahmad Dolly Kurnia. (lipo*2)