Golkar Belum Tentukan Sikap Hadapi Pilgubri

Tarik Ulur Kepentingan DPD I Golkar Riau dan DPP

Tarik Ulur Kepentingan DPD I Golkar Riau dan DPP
Golkar/net
PEKANBARU, LIPO-Kurang dari setahun, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2018 akan digelar. Namun hingga kini, Partai Golongan Karya belum juga menentukan siapa yang akan diusung dalam Pemilihan Gubernur Riau pada Pilkada tersebut.

Hal ini tentu menarik untuk diikuti. Pasalnya, hanya Partai Golkar yang bisa mengusung sendiri jagoannya, tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lain.  Dengan kekuatan 14 kursi di DPRD Riau, menjadi magnet tersendiri bagi sejumlah kadernya untuk merebut perahu partai berlambang pohon beringin tersebut dalam mengarungi pertarungan pesta demokrasi tersebut.

Tercatat, ada empat kader Partai Golkar yang berniat maju dalam Pilgubri 2018 mendatang. Antara lain, Ketua DPD I Golkar Riau sekaligus Gubernur Riau saat ini, Arsyadjuliandi Rachman alias Andi Rachman, dan Bupati Pelalawan HM Harris. Berikutnya, Bupati Siak yang juga Ketua DPD II Golkar Siak Syamsuar, serta Yopi Arianto Bupati Indragiri Hulu sekaligus Ketua DPD II Golkar Inhu.

Dari informasi yang dihimpun, nama keempat kader Golkar ini sudah dikantongi oleh DPP Golkar. Namun hingga kini, DPP belum ada memutuskan siapa nanti akan diusung dalan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Belum adanya penetapan pasangan calon dari Golkar ini diduga adanya tarik menarik kepentingan antara DPD I Golkar Riau yang keukeuh mendukung Andi Rachman, dengan DPP Golkar yang masih melihat hasil survei, baik survei eksternal maupun internal partai.

"Memang ada tarik menarik kepentingan itu ada di DPD I (Golkar Riau) dengan DPP. Di DPD I, Andi Rachman dan kawan-kawan berkepentingan untuk memastikan bahwa dia adalah calon yang akan diusung Golkar," ungkap Pengamat Politik dari Universitas Riau, Saiman Pakpahan, Selasa (29/8).

Kemudian, kata Saiman, ada persoalan yang muncul di Riau. Dikatakannya, beberapa lembaga survei dan informasi yang beredar di masyarakat bahwa tingkat popularitas dan elektabilitas Andi Rachman masih sangat rendah. Ini juga diperkuat dengan hasil survei internal dari Partai Golkar itu.

"Secara objektif (melihat hasil survei), maka seharusnya Andi Rachman ditinggalkan oleh Partai Golkar. Persoalannya, kan Dia (Andi Rachman,red) Ketua DPD I Golkar Riau," lanjut Saiman.

"Kalau mau jujur, Andi Rachman harus legowo bahwa dia bukanlah yang ternyata tidak dikehendaki. Dia harus lepaskan itu," sambung Saiman.

Hal inilah yang dimaksud Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UR. Adanya tarik ulur kekuatan antara DPD I Golkar Riau dan DPP Golkar. Andi Rachman, kata Saiman, merasa berada di posisi nyaman dengan posisinya saat ini, dimana dia akan berupaya sekuat mungkin untuk mempertahankan. Sementara, DPP 'goyah' melihat hasil survei yang berkembang.

"Sehingga tarik menarik itu menjadi kelihatan kasat mata. DPP Golkar di tempat lain sudah tinggal enak menentukan kadernya, tapi di tingkat Provinsi Riau ada tiga nama dimana mereka adalah anak ideologisnya partai golkar yang punya kemampuan yang sama. Bisa saja sama bahkan di atas Andi Rachman," sebut Saiman Pakpahan.

"Ini seharusnya menjadi pertimbangan DPP. Ada Harris, ada Syamsuar. Kalau DPP mau objektif, DPP Golkar harus melirik yang lain ntuk menyelamatkan Golkar, jadi bukan menyelamatkan personnya. Kalau ingin menyelamatkan lembaga maka munculkanlah memang orang-orang yang layak untuk dipilih yang punya elektabilitas tinggi. Sehingga kalau dia terpilih memakai kendaraan Golkar maka partai ini akan menjadi partai berkuasa," lanjutnya.

Dengan kondisi saat ini, Saiman menyebut tentu akan merugikan Partai Golkar. Jika secara kepartaian sudah ada yang diusung, Saiman mengatakan, konsolidasi di tingkat kepartaian juga akan menunjang, dan mesin partai akan bekerja maksimal.

"Namun di saat masih oleng, masih belum menentukan siapa yang layak untuk diusung, ini membuat kelemahan-kelemahan sendiri bagi Golkar. Kalau ingin menyelamatkan partai, Andi Rachman harus legowo. Kalau dia seorang negarawan, dia harus serahkan Golkar ke yang lain, yang punya kemampuan dan daya terima kuat di masyarakat Riau," tutupnya menegaskan.(lipo*3/net)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index