PEKANBARU, LIPO-Kepala Kepolisian Daerah Riau yang baru, Brigjen Pol Nandang, berharap peran serta masyarakat dan semua pihak untuk bersama-sama mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Hal itu diungkapkannya sesampainya di Pekanbaru, Kamis (7/9). Kedatangan Nandang, disambut Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, dan Kapolda Riau sebelumnya, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang saat ini menjabat Kapolda Sumatera Selatan, serta Forum Komunikasi Daerah Riau.
Sesampai di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, mantan Kapolda Sulawesi Barat langsung dikalungkan bunga serta disambut Kompang. Usai disambut, Brigjen Pol Nandang, dan Irjen Pol Zulkarnain beserta Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim langsung menuju ruangan VVIP.
Kepada awak media yang turut menunggunya, Nandang mengungkapkan kalau Riau bukanlah daerah yang baru baginya. Dia mengaku pernah nertugas sebagai Wakapolres Indragiri Hilir, Wakapolres Bengkalis, Ditlantas Polda Riau, dan Paban Rena Polda Riau.
Nandang juga pernah bertugas di luar negeri, seperti Cina, Turki, dan Jepang. Alumnus Akpol tahun 1985 ini juga menguasai bahasa Inggris, dan Belanda.
"Makanan (di Riau) sudah familiar lah. Kan 8 tahun (bertugas di Riau,red). Tahun 2000 meninggalkan Riau," ungkap Nandang.
Sebelum menjalankan tugas sebagai Kapolda Riau, Nandang akan mengikuti acara penyambutan berupa Farewell and Parade, yang digelar di Sekolah Polisi Negara Pekanbaru, Jumat pagi. Dalam kegiatan dengan tradisi Pedang Pora ini, juga akan dilakukan proses pelepasan Kapolda Riau yang lama, Irjen Pol Zulkarnain.
Perihal tugasnya nanti di Riau yang akan banyak berhubungan dengan permasalahan Kebakaran Hutan dan Lahan, Brigjen Pol Nandang mengatakan hal ini bukan yang baru baginya.
Menurutnya, karhutla telah terjadi sejak tahun 1992, dan mulai ramai pada tahun 1995. Ia telah mendapat pengalaman menanganinya karena saat itu bertugas di Riau.
Dikatakannya, persoalan ini harus dituntaskan dengan cara melibatkan masyarakat lebih banyak. Peran serta masyarakat dan instansi lain termasuk pihak swasta akan memaksimalkan penanggulangan karhutla.
Ia bahkan menyebut jika penanganan karhutla tidak akan mampu diatasi oleh Kapolda, sekalipun ia memiliki bintang empat di pundaknya.
"Kebakaran hutan itu saya tahun 1992 saya sudah ada. Cuma marak 1995. Masalahnya bagaimana keterlibatan masyarakat, karena Polda walaupun Kapolda dikasih pangkat Bintang Empat, kalau tanpa dukungan peran serta masyarakat gak bisa kita mengatasi kebakaran yang ada," terangnya.
Sinergisitas antar institusi menjadi kunci penting dalam memaksimalkan penanggulangan karhutla. Swasta selaku investor juga harus disiplin tidak melanggar aturan dalam mengembangkan lahannya.
"Jadi harus sinergi dinas instansi termasuk masyarakat bagaimana untuk menanggulangi itu (karhutla,red). Terurtama lagi para pengembang yang akan membuat perkebunan itu seyogyanya melakukan dengan cara benar. Karena dengan bakar hutan ya itu tidak benar. Melanggar aturan," tegasnya.(lipo*3/net)
Hal itu diungkapkannya sesampainya di Pekanbaru, Kamis (7/9). Kedatangan Nandang, disambut Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, dan Kapolda Riau sebelumnya, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang saat ini menjabat Kapolda Sumatera Selatan, serta Forum Komunikasi Daerah Riau.
Sesampai di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, mantan Kapolda Sulawesi Barat langsung dikalungkan bunga serta disambut Kompang. Usai disambut, Brigjen Pol Nandang, dan Irjen Pol Zulkarnain beserta Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim langsung menuju ruangan VVIP.
Kepada awak media yang turut menunggunya, Nandang mengungkapkan kalau Riau bukanlah daerah yang baru baginya. Dia mengaku pernah nertugas sebagai Wakapolres Indragiri Hilir, Wakapolres Bengkalis, Ditlantas Polda Riau, dan Paban Rena Polda Riau.
Nandang juga pernah bertugas di luar negeri, seperti Cina, Turki, dan Jepang. Alumnus Akpol tahun 1985 ini juga menguasai bahasa Inggris, dan Belanda.
"Makanan (di Riau) sudah familiar lah. Kan 8 tahun (bertugas di Riau,red). Tahun 2000 meninggalkan Riau," ungkap Nandang.
Sebelum menjalankan tugas sebagai Kapolda Riau, Nandang akan mengikuti acara penyambutan berupa Farewell and Parade, yang digelar di Sekolah Polisi Negara Pekanbaru, Jumat pagi. Dalam kegiatan dengan tradisi Pedang Pora ini, juga akan dilakukan proses pelepasan Kapolda Riau yang lama, Irjen Pol Zulkarnain.
Perihal tugasnya nanti di Riau yang akan banyak berhubungan dengan permasalahan Kebakaran Hutan dan Lahan, Brigjen Pol Nandang mengatakan hal ini bukan yang baru baginya.
Menurutnya, karhutla telah terjadi sejak tahun 1992, dan mulai ramai pada tahun 1995. Ia telah mendapat pengalaman menanganinya karena saat itu bertugas di Riau.
Dikatakannya, persoalan ini harus dituntaskan dengan cara melibatkan masyarakat lebih banyak. Peran serta masyarakat dan instansi lain termasuk pihak swasta akan memaksimalkan penanggulangan karhutla.
Ia bahkan menyebut jika penanganan karhutla tidak akan mampu diatasi oleh Kapolda, sekalipun ia memiliki bintang empat di pundaknya.
"Kebakaran hutan itu saya tahun 1992 saya sudah ada. Cuma marak 1995. Masalahnya bagaimana keterlibatan masyarakat, karena Polda walaupun Kapolda dikasih pangkat Bintang Empat, kalau tanpa dukungan peran serta masyarakat gak bisa kita mengatasi kebakaran yang ada," terangnya.
Sinergisitas antar institusi menjadi kunci penting dalam memaksimalkan penanggulangan karhutla. Swasta selaku investor juga harus disiplin tidak melanggar aturan dalam mengembangkan lahannya.
"Jadi harus sinergi dinas instansi termasuk masyarakat bagaimana untuk menanggulangi itu (karhutla,red). Terurtama lagi para pengembang yang akan membuat perkebunan itu seyogyanya melakukan dengan cara benar. Karena dengan bakar hutan ya itu tidak benar. Melanggar aturan," tegasnya.(lipo*3/net)