PEKANBARU, LIPO-Sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg saat ini banyak dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, kelangkaan stok gas melon tersebut sulit didapatkan hingga seminggu terakhir. Tidak hanya di satu titik tetapi hampir dibeberapa daerah, seperti Panam, Sail dan juga Sukajadi, meskipun ada namun harga sudah mencapai Rp35 ribu pertabung.
Seperti dikeluhkan, Maulida (24) warga Panam yang mengeluhkan bahwa sudah seminggu ini dirinya sulit mendapatkan gas karena setiap pangkalan dan warung, yang biasa menyediakan gas tidak ada memiliki stok alias kosong. "Sudahlah langka harganya tinggi pula sampai Rp35 ribu. Sementara saya pakai gas melon dalam 1 bulan cuma 2 tabung,"ujarnya kesal.
Hal yang sama juga dialami oleh Wulandari (27) warga jalan Hangtuah yang mengeluhkan sudah hampir 5 hari dirinya tidak mendapatkan gas LPG 3 kg. Padahal dirinya sudah berkeliling, dari SPBU hingga ke pengecer ke kulim dan juga tangkerang tapi tetap saja kosong.
"Saya pakai gas untuk kebutuhan usaha, biasanya pakai 2 tabung dalam sebulan tapi udah hampir seminggu saya cari-cari semuanya kosong. Sekarang daya terpaksa gunakan alat yang memakai listrik,"paparnya.
Menanggapi hal tersebut diatas, Kabid Disperindag Pekanbaru M Irba Sulaiman menuturkan bahwa dalam mengatasi kelangkaan gas ditengah masyarakat, sebelumnya pemerintah daerah sudah mengalokasikan penambahan gas sebanyak 68.000 tabun gas melon. Serta pihaknya juga telah melaksanakan operasi pasar, agar kekurangan tidak terjadi.
"Kalau dari pengecekan yang kita lakukan tidak ada kekurangan yang terjadi. Karena kita sudah menurunkan tim monitoring mulai dati SPBE hingga ke agen. Dan srmuanya masih normal sesuai dengan jumlah kuota yang seharusnya dikeluarkan,"ujar Irba.
Dijelaskannya, dari pengecekan yang dilakukan bahwa sebelum sampai di pangkalan, memang masyarakat sudah antri terlebih dahulu. Jadi berapapun jumlah yang diturunkan langsung habis.
Irba juga menegaskan bahwa distribusi yang dilakukan baik dari pertamina ke pangkalan sudah sesuai prosedur yang telah ditentukan. Dimana tidak ada SPBE yang melakukan penjualan langsung kepada masyarakat. Hal ini dipastikannya, apabila hal tersebut terjadi maka pihaknya akan memastikan melakukan teguran dan berkoordinasi dengan pertamina secara langsung.
Hanya saja, dirinya beranggapan bahwa ada permainan di tingkat agen kebawah. Oleh sebab itu dirinya belum bisa melakukan tindakan karena belum didapatkannya laporan langsung dari masyarakat. Namun begitu, untuk mengantisipasi adanya kecurangan, dirinya mengharapkan ada kerjasama seluruh pihak mulai dari pihak kecamatan, kelurahan, RW, RT dan masyarakat untuk ikut menjadi pengawas apabila terdapat kecurangan, yang akan merugikan masyarakat banyak,"jelasnya.(lipo*3/net)
Seperti dikeluhkan, Maulida (24) warga Panam yang mengeluhkan bahwa sudah seminggu ini dirinya sulit mendapatkan gas karena setiap pangkalan dan warung, yang biasa menyediakan gas tidak ada memiliki stok alias kosong. "Sudahlah langka harganya tinggi pula sampai Rp35 ribu. Sementara saya pakai gas melon dalam 1 bulan cuma 2 tabung,"ujarnya kesal.
Hal yang sama juga dialami oleh Wulandari (27) warga jalan Hangtuah yang mengeluhkan sudah hampir 5 hari dirinya tidak mendapatkan gas LPG 3 kg. Padahal dirinya sudah berkeliling, dari SPBU hingga ke pengecer ke kulim dan juga tangkerang tapi tetap saja kosong.
"Saya pakai gas untuk kebutuhan usaha, biasanya pakai 2 tabung dalam sebulan tapi udah hampir seminggu saya cari-cari semuanya kosong. Sekarang daya terpaksa gunakan alat yang memakai listrik,"paparnya.
Menanggapi hal tersebut diatas, Kabid Disperindag Pekanbaru M Irba Sulaiman menuturkan bahwa dalam mengatasi kelangkaan gas ditengah masyarakat, sebelumnya pemerintah daerah sudah mengalokasikan penambahan gas sebanyak 68.000 tabun gas melon. Serta pihaknya juga telah melaksanakan operasi pasar, agar kekurangan tidak terjadi.
"Kalau dari pengecekan yang kita lakukan tidak ada kekurangan yang terjadi. Karena kita sudah menurunkan tim monitoring mulai dati SPBE hingga ke agen. Dan srmuanya masih normal sesuai dengan jumlah kuota yang seharusnya dikeluarkan,"ujar Irba.
Dijelaskannya, dari pengecekan yang dilakukan bahwa sebelum sampai di pangkalan, memang masyarakat sudah antri terlebih dahulu. Jadi berapapun jumlah yang diturunkan langsung habis.
Irba juga menegaskan bahwa distribusi yang dilakukan baik dari pertamina ke pangkalan sudah sesuai prosedur yang telah ditentukan. Dimana tidak ada SPBE yang melakukan penjualan langsung kepada masyarakat. Hal ini dipastikannya, apabila hal tersebut terjadi maka pihaknya akan memastikan melakukan teguran dan berkoordinasi dengan pertamina secara langsung.
Hanya saja, dirinya beranggapan bahwa ada permainan di tingkat agen kebawah. Oleh sebab itu dirinya belum bisa melakukan tindakan karena belum didapatkannya laporan langsung dari masyarakat. Namun begitu, untuk mengantisipasi adanya kecurangan, dirinya mengharapkan ada kerjasama seluruh pihak mulai dari pihak kecamatan, kelurahan, RW, RT dan masyarakat untuk ikut menjadi pengawas apabila terdapat kecurangan, yang akan merugikan masyarakat banyak,"jelasnya.(lipo*3/net)