KAMPAR, LIPO - Gubernur Riau, H Syamsuar merasa bangga dengan event pariwisata Festival Subayang. Hal itu ia ungkapan ketika hadir pada kegiatan tersebut, pada Minggu (15/11/2020).
Festival Subayang digelar pada tanggal 14-15 November 2020. Lokasi pelaksanaannya di kawasan Suaka Margasatwa (SM) bukit Rimbang, bukit Baling, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Pembukaan event ini dilaksanakan secara virtual, pada Sabtu (14/11) malam lalu. Guna mematuhi protokol kesehatan, peserta yang hadir ke lokasi acara, dibatasi hanya bagi 100 orang peserta atau wisatawan, dan telah disiapkan uji rapid swab untuk 150 sampel. Perhelatan ini menyajikan kegiatan explore destinasi wisata Batu Dinding dan acara seni pertunjukan yakni, pemutaran film pariwisata dan beberapa atraksi kesenian dari masyarakat lokal.
Kemudian, pada hari Minggu (15/11/2020) juga digelar beberapa rangkaian kegiatan yaitu, Field trip Rimbang Baling menelusuri sungai Subayang, prosesi budaya bukit harimau, makan bajambau dan panen ikan di lubuk larangan.
Rombongan Gubernur Riau, tiba di tepian Sungai Subayang, tepatnya di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, pada pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, melanjutkan perjalanan menggunakan sampan bermotor atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan robin menuju Desa Tanjung Beringin. Menghabiskan waktu tempuh 2 jam perjalanan.
Selama di perjalanan, sampan yang ditumpangi orang nomor satu di Riau itu, mengarungi derasnya arus Sungai Subayang. Rimbunan pepohonan di kawasan margasatwa itu memanjakan mata. Belum lagi hadirnya pemandangan satwa liar jenis primata, monyet ekor panjang (Macaca fasicularis). Selain itu, di sepanjang perjalanan juga dapat dijumpai Siamang (Symphalangus syndactylus) dan Owa ungko (Hylobates agilis).
Gubernur Riau mengatakan, tujuan ia datang pada event tersebut guna membantu mempromosikan pariwisata yang ada di daerah tersebut. Dirinya datang didampingi istri yang juga Ketua TP PKK Riau, Hj Misnarni, Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi SH, SIK, M.Si beserta istri. Kemudian, Sekda Riau H Yan Prana Jaya beserta istri, perwakilan Korem 031/Wira Bima, Bupati Kampar, H Catur Sugeng Susanto, Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dan Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat.
"Tujuan kami datang tak lain guna mempromosikan Festival Subayang. Kunjungan ini merupakan yang ke dua kalinya di destinasi yang ada di Kabupaten Kampar. Jadi kami akan mempromosikannya bersama-sama Forkompimda. Sebelumnya kami juga telah mengunjungi danau Tepian Mahligai. Nah hari ini di Festival Subayang," kata Syamsuar di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.
Pada kesempatan itu Syamsuar juga menyampaikan, bahwa kedatangannya di Festival Subayang 2020, juga mengajak Putri Indonesia Pariwisata 2017, Karina Nadila. Bertujuan guna membantu mempromosikan event itu. Ia turut merasa bangga, pasalnya menurut panitia pelaksana, Festival Subayang telah digelar lima kali, sejak tahun 2016.
"Festival Subayang cukup bagus. Banyak destinasi wisata alam yang bisa dikembangkan lagi menjadi ekowista agar bisa semakin dikenal oleh para wisatawan nusantara dan mancanegara," tutur Gubernur Riau.
"Dalam rangkaian kegiatan festival ini memiliki nilai-nilai adat yang sangat asli. Nah ini bisa menjadi nilai jual di sektor pariwisata. Tidak semua wisatawan suka terhadap hal-hal yang modern. Namun, banyak juga yang tertarik dengan konsep-konsep, atraksi wisata yang masih mengandung nilai-nilai adat yang masih asli," sebutnya.
"Keaslian nilai-nilai adat ini harus dilestarikan dan dipertahankan, juga bisa diteruskan kepada anak, keponakan kita, agar bisa terbiasa dengan yang telah dilakukan oleh orang tua sejak jaman dahulu ini," tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, mengungkapkan, Festival Subayang idenya, bukan kumpul-kumpul biasa. Bukan helat pelepas tanya. Di lingkarannya, sebegitu besar harapan. Bahwa kenduri ini semoga sarat makna. Menjadi Spirit, menggugah inspirasi. Menghadirkan pikiran dan langkah baru.
"Kampar adalah bentang harapan. Kita saksikan bagaimana kecantikan alam, keunikan kultur, bersatu dalam harmoni. Sejarah, ragam peninggalan, kuliner dan permainan anak negeri. Kita mengenali aneka kesenian tradisi sampai lagu-lagu Ocu. Tak banyak daerah yang seperti Kampar. Sangat kaya dengan romansa, "ungkap Roni.
"Belakangan kita mendapati Kampar berada di barisan terdepan dalam merespon dunia kepariwisataan. Paling menarik, tentu saja, bagaimana ia dikelola tanpa meninggalkan kearifan lokal. Dari Lubang Kalam, terus Puncak Kompe. Menyusul Pulau Cinta di Teluk Jering. Kampar memang sedemikian laju," ujarnya.
Lebih lanjut Roni menuturkan, ada persepsi tentang kepariwisataan yang terus tumbuh. Anak-anak muda di Koto Masjid, misalnya, belakangan tak hanya mengandalkan salai patin sebagai primadona ekonomi, namun coba membuka kawasan wisata baru. Harapan mereka, suatu hari nanti, desa itu menjadi bagian dari denyut kepelancongan.
"Kita saksikan pula, ragam komunitas kepariwisataan coba melestarikan rumah lontiok. Harapannya suatu saat jadi heritage. Kampar, memang luar biasa," tuturnya.
Ia menambahkan, pariwisata, memang menjanjikan nilai ekonomi, sekaligus merangsang pelakunya dalam melestarikan alam, mempertahankan budaya atau hal-hal positif lainnya.
"Kampar dekat dengan bandara dan Ibukota Propinsi. Memiliki kekhasan yang sangat beragam. Mulai dari Muara Takus sampai Lopek Bugi. Dari Batu Songgan, Sungai Kopu sampai panen ikan di Subayang. Hari ini, yang kita perlukan sesungguhnya tak banyak. Hanya sebentuk rasa percaya diri, visi yang kuat, cara mengelola, disusul langkah seayun. Dinas Pariwisata Provinsi Riau, membuka pintu selebar-lebarnya. Mari kita sering-sering berdiksusi. Sering-seringlah kita ini bekerja sama," ajaknya.
"Alam dan kultur adalah tempat kita berguru. Sungai Kampar menghilir dari hulu ke muara sebelum sampai di laut lepas. Anak-anak muda kita, yang tampil di Festival ini, adalah mereka yang akan jadi nakhoda," sebutnya.
Ia menyampaikan, bahwa dunia kini, seolah tak lagi sama. Dunia sekarang seolah disatukan telepon genggam. Untuk anak-anak muda, teruslah mengikut arus tekhnologi. Siap bertarung di dunia yang kian mengglobal. Berkarya sesuai zaman. Mencipta sesuai era. Kabarkanlah pada dunia, keelokan alam, keramahan kultur dan bagaimana, orang kita sedemikian menghargai akal budi.
"Sesekali, jangan lupakan jati diri. Jadilah anak-anak muda Lancang Kuning. Berlayar malam. Menghadang apa segala tiba dengan keberanian dan kebanggaan. Salam kreatif," tandasnya.(lipo*3/MCR)