JAKARTA, LIPO - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan, pembangunan dan pengembangan Danau Toba harus diarahkan pada pariwisata berbasis budaya dan alam. Hal itu menjadi salah satu target prioritas program Kemenparekraf pada 2021.
Sandi mengatakan, danau vulkanik di Sumatera Utara itu menjadi destinasi arahan Presiden Joko Widodo untuk dikebut kesiapannya dalam menyambut kembali kunjungan wisatawan pascapandemi.
Dia mengaku, kali pertama mengunjungi kawasan Geosite Hutaginjang yang berada di ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut (dpl). Sandi sangat terkesan dengan lanskap Danau Toba yang sempurna sehingga wajar jika destinasi itu setiap tahunnya menjadi lokasi event kejuaraan paralayang.
“Banyak kearifan lokal dan budaya di sini yang harus kita jaga dan kembangkan, tinggal kita membuat strategi apa yang tepat untuk dikembangkan, seperti calender of eventnya bisa dibuat sport tourism event, dari segi produk seperti ulosnya juga harus diseragamkan dan lainnya,†kata Sandi dalam Siaran Pers Kemenparekraf, diterima Republika.co.id, Jumat (1/1).
Sandiaga sekaligus mendorong kedisiplinan penerapan protokol kesehatan 4K Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan atau CHSE di daerah. Juga mengajak kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas SDM parekraf, dan peningkatan kualitas dan kuantitas produk ekonomi kreatif.
Saat mengunjungi Toba, ia disuguhi kuliner daerah Toba yaitu ombus-ombus, kacang sihobuk, dan kopi lintong. Menurut Sandiaga, kuliner khas itu harus benar-benar dikemas dengan baik agar memiliki daya saing. Oleh karena itu, ke depan Sandiaga akan terus mendorong masyarakat untuk terus memberdayakan makanan tradisional.
"Itu sangat luar biasa, ombus-ombus dengan kopi lintong khas Danau Toba. Ini layak kalau kita kemas dengan baik dan ini merupakan kualitas ekspor yang berdaya saing. Jadi saya mendorong dari sisi ekonomi kreatif. Ombus-ombus dan kopi lintong tadi rasanya maknyus," katanya.(lipo*3/rol)