LIPO - Berapa bulan terakhir Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sangat sulit didapatkan oleh masyarakat Pekanbaru. Akibatnya antrian panjang mengular disejumlah SPBU.
Untuk di Kota Pekanbaru, hampir di semua SPBU kondisi ini terjadi. Banyak masyarakat yang biasa menggunakan Premium terpaksa beralih ke jenis BBM laiinya. Kondisi ini sangat dikeluhkan masyarakat. Dugaan pun bermunculan, mulai dari Pertamina tidak lagi mensupplay Premium hingga adanya praktik penumpukan oleh oknum tertentu.
Menyikapi kondisi ini, Sales Brand Manager Pertamina Pekanbaru, Aditya Agung Andrawina membantah bahwa Pertamina telah menghilangkan atau mengurangi pasokan Premium di Kota Pekanbaru.
Ia justru mengatakan kelangkaan tersebut karena banyaknya penyelewengan Premium yang dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab untuk dibawa ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yang mana provinsi tersebut memang sudah tidak lagi mendapatkan pasokan Premium.
"Khususnya wilayah Sumbar yang sudah tidak ada Premium, memang kami temukan fakta di lapangan. Terjadinya penyelewengan ini dilakukan entah oknum pelangsir atau oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," jelas Aditya kepada media, Selasa (2/3/2021).
Aditya juga menjelaskan Premium sendiri juga bukan lagi produk yang memenuhi standar, karena standar nasional dan internasional itu harus euro empat. Dimana produk minimal tersebut adalah Ron 91. Sedangkan di Asia Tenggara sendiri, Indonesia merupakan negara satu-satunya yang masih menggunakan Ron 88.
"Kami tidak menghilangkan serta merta, nanti Pertamina akan mengadakan berbagai program dan sosialisasi agar kendaraan serta lingkungan lebih terjaga. Premium di Riau tahun ini masih dan tidak ada penghilangan," jelasnya.
SPBU di Pekanbaru sendiri, lanjut Aditya sudah banyak yang tidak menyediakan Premium karena banyaknya oknum-oknum yang bermain bahan bakar. Menurutnya pemilik SPBU tidak ingin terlibat dalam permainan gelap tersebut yang akan membahayakan dirinya serta tempat usahanya itu sendiri.
Ditambah lagi dengan adanya SPBU yang terkena sanksi oleh Pertamina sehingga tidak diizinkan untuk menjual premium. Sejauh ini, ada 5 SPBU di Kota Pekanbaru diblacklist sebab terbukti melakukan penyelewengan penyaluran premium.
"Kami selalu melakukan pengecekan di lapangan dan penindakan terhadap SPBU yang terbukti, di Pekanbaru yang sudah kita skorsing untuk tidak menjual ada 5 SPBU karena ketahuan menyalurkan," terangnya.
Namun anehnya, kelangkaan Premium ini hampir terjadi di semua SPBU di Pekanbaru. Bila memang ada oknum SPBU yang melakukan praktik seperti yang dijelaskan oleh pihak Pertamina, tentulah kondisi ini sangat disayangkan. Dan kondisi ini membuktikan lemahnya pengawasan pihak pertamina kepada SPBU.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Fathullah menyarankan agar Pertamina melakukan pengawasan ketat di setiap SPBU yang ada di Kota Pekanbaru dengan cara menurunkan karyawannya satu orang di setiap SPBU yang ada di Pekanbaru.
"Saya minta Pertamina menurunkan anggota untuk mengawasi di setiap SPBU, disetiap SPBU harus ada anggota untuk mengawasi kecurangan. Karena banyak yang sangat curang, kan ada tu kenderaan yang dimodifikasi supaya muatan banyak," bebernya.(*1***)