PEKANBARU, LIPO -Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luarbiasa (Musdalub) XII Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) tidak berjalan mulus, bahkan hampir saja terjadi kericuhan.
Arena Musdalub mulai panas saat salahsatu peserta merasa tidak terakomodir keabsahannya sebagai peserta oleh BPD HIPMI Riau. Tidak terima, peserta pun melayangkan protes.
"Netralitas BPD HIPMI Riau kita pertanyakan. Untuk menjadi peserta kita sudah melalui mekanisme, tapi kenapa kita ditolak sebagai peserta," jelas Wakil Ketua BPC HIPMI Bengkalis, Riza Zuhelmi kepada media, Sabtu (25/9/2021).
Disebutkan Riza, lima peserta dari BPC HIPMI Bengkalis sudah melalui mekanisme Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) BPC HIPMI Bengkalis.
"Ngak jelas dasarnya kita tidak diakomodir dalam Musdalub ini," kata Riza.
Protes keras yang dilayangkan Riza berujung sidang dihentikan sementara.
Riza berharap BPP HIPMI yang juga hadir dalam Musdalub tersebut mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
"Kita harap Ketum BPP HIPMI berharap meninggalkan legacy yang baik untuk BPD HIPMI Riau ini," harapnya lagi.
Sementara Caretaker BPD HIPMI Riau, Harmen Saputra, menjelaskan kepada media, bahwa keabsahan peserta dari Bengkalis belum clear karena surat mandat peserta dari Bengkalis ini tidak disertai tandatangan dari Sekretaris BPC HIPMI Bengkalis.
"Meskipun surat mandat peserta Bengkalis itu diteken Ketum dan Wasekumnya, kita tidak bisa terima. Sebab, yang kita inginkan itu mandat harus diteken oleh ketum dan sekum-nya," jelas Harmen.
Untuk mengatasi hal ini, Harmen meminta BPC HIPMI Bengkalis mesti meminta sekretarisnya meneken surat mandat.
"Mudah-mudahan persoalan Bengkalis bisa selesai," ujarnya.
Disebut bahwa dituduh tidak netral dalam musdalub ini, Harmen membantahnya.
"Saya paling netral dalam musdalub ini," tegas Harmen.(*2/***)