PEKANBARU, LIPO - Hingga saat ini, harga kebutuhan barang kebutuhan pokok di Kota Bertuah masih fluktuatif alias tak stabil. Beberapa di antaranya ada yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di antaranya adalah beras.
Saat ini, harga beras di pasaran masih mengalami kenaikan yang signifikan dibanding harga biasa. Kenaikan harga tersebut ada yang mencapai hingga Rp2.000 per kilogram.
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Partai NasDem, Munawar.
Yang disayangkan pihaknya, kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Namun hingga saat ini pihaknya belum melihat adanya upaya dari instansi terkait, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, untuk melakukan aksi di lapangan.
Apalagi, harga kebutuhan pokok lain juga mengalami kondisi yang sama. Sebut saja seperti cabe, bawang, minyak goreng hingga gas elpiji bersubsidi. Sejauh ini, harga kebutuhan pokok itu di pasaran masuh rawan berubah. Khususnya gas elpiji bersubsidi. Jarang ditemukan di pangkalan, tapi ada di pengecer namun dijual dengan harga di atas tabg selazimnya.
"Kondisi ini sudah berlangsung bukan baru-baru ini saja. Tapi kita belum lihat ada gerakan dari instansi terkait untuk menanganinya. Khususnya beras. Kita minta Disperindag segera turun tangan. Jangan biasakan budaya menunggu. Harus reaktif dan tanggap. Jangan sampai menunggu masyarakat resah, baru melakukan tindakan," ujar Munawar, Senin (24/10/2022).
Menurut Munawar, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti melaksanakan pasar murah di kawasan pemukiman. Dalam hal ini, instansi tersebut bisa bekerja sama dengam instansi lain khususnya Bulog.
Aksi lainnya bisa dengan semakin rutin memantau kondisi dan perkembangan di lapangan. Langkah ini dinilai perlu. Salah satu fungsinya untuk mencegah aksi spekulan di pasaran. Dengan demikian, harha jual beras bisa terkontrol dengan lebih baik.
Ditambahkannya, Pemko Pekanbaru seharusnya menyadari bahwa sebagian besar kebutuhan pokok di Kota Bertuah masih didatangkan dari luar daerah. Kondisi ini membuat harga jual di Pekanbaru rawan berubah sewaktu-waktu.
"Apakagi jika terjadi sesuatu yang luar biasa seperti bencana alam di daerah penghasil, jalan penghubung yang terputus akibat longsor atau banjir," ujarnya.
Namun yang tak kalah penting adalah mencegah terjadinya aksi spekulan. Karena mereka yang berusaha mengambil keuntungan di tengah kesulitan. "Jangan sampai pada saat sulit seperti sekarang, malah ada yang melakukan aksi penimbunan. Itu namanya tidak memiliki empati terhadap sesama," tegasnya lagi.
Semua Naik
Sementara itu, Vivi warga Bina Widya mengharapkan pemerintah benar-benar serius menyelesaikan masalah ini. Sebab keadaan seperti sekarang ini dirasakan membuat kehidupan masyarakat makin susah.
"Jika dibandingkan saat sembako dan minyak goreng melonjak dulu, keadaannya memabh lebih baik," ujarnya.
Namun yang harus dipahami, meski sudah ada penurunan harga, namun belum ada harga sembako yang benar-benar kembali ke harga asal, seperti saat normal pertama dulu. Mulai dari cabe, bawang, minyak goreng dan sekarang beras.
"Entah sampai kapan begini terus. Sementara pendapatan begitu-begitu saja bahkan berkurang. Sementara yang harus dibeli kian mahal," keluhnya. ***
