Baru Sedikit yang Turun, Seratusan Pendaki Dikhawatirkan Terjebak di Gunung Marapi

Baru Sedikit yang Turun, Seratusan Pendaki Dikhawatirkan Terjebak di Gunung Marapi
Gunung Marapi Sumbar/rol

BATU PALANO, LIPO – Sejumlah pendaki diketahui berada di Gunung Marapi di Sumatra Barat saat terjadi erupsi pada Sabtu (7/1) pagi. Mulanya, puluhan pendaki disebut berada di sekitaran gunung itu ketika erupsi terjadi.

Gunung Marapi merupakan salah satu Gunung api aktif yang ada di Sumatra Barat. Posisinya berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 mdpl.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Ardi Andono, sempat mengatakan, ada sekitar 40 pendaki berada di puncak Gunung Marapi saat terjadi erupsi. Para pendaki ini naik pada Kamis (5/1) dan Jumat (6/1).

“Ada 40 pendaki yang kini berada di Gunung Marapi. 20 orang naik pada hari Kamis dan 20 orang pada hari Jumat,” kata Ardi dalam keterangan pers, kemarin.

Ardi menyebut kondisi pasti para pendaki belum diketahui karena masih menunggu laporan dari petugas di lapangan. “Letusan ini hanya di puncak. Kawah. Para pendaki rata-rata ngecamp di tebing batu bawah. Dan kita juga sudah imbau jangan ke kawah,” ucap Ardi.

Sedangkan warga Batu Palano, Safrizal, mengatakan bisa jadi ada lebih dari 100 orang yang berada di atas Gunung Marapi saat terjadi erupsi berkali-kali. Batu Palano merupakan nagari (setingkat desa) di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, yang menjadi salah satu pintu untuk naik ke Gunung Marapi.

Pantauan, di pintu masuk Gunung Marapi di Batu Palano, banyak berjejer sepeda motor pendaki yang parkir. Jumlahnya mencapai puluhan. Pendaki datang bahkan dari luar Sumbar.

Safrizal menyebut, tepat sebelum erupsi ada lebih kurang 50 orang yang naik Gunung Marapi. Lalu juga ada puluhan yang sudah naik sejak Kamis dan Jumat. "Seratus orang lebih kuranglah yang naik dari sini," kata Safrizal.

Safrizal menyebut, tepat sebelum erupsi ada lebih kurang 50 orang yang naik Gunung Marapi.

Safrizal yang akrab disapa “Ayah BKSDA” oleh para pecinta daki gunung ini menyebut dari sekian banyak pendaki yang naik, yang sudah turun baru beberapa. Informasi yang diterima Republika dari BKSDA, hingga pukul 19.00 WIB, malam ini yang baru turun sebanyak 20 orang.

Safrizal menegaskan sudah mengingatkan para pendaki mengenai status Gunung Marapi yang tidak aman untuk dinaiki. Tapi banyak dari pendaki yang bahkan datang dari luar Sumatra Barat tetap ngotot naik.

Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumbar, Eka Damayanti, mengatakan pihaknya telah melarang para pendaki supaya tidak naik ke Gunung Marapi pascaerupsi kemarin. Tapi menurut dia banyak dari pendaki yang sulit dikendalikan.

“Walau sudah dilarang, mereka (pendaki) tetap naik. Karena ada banyak akses yang dapat mereka lalui,” ujar Eka.

Gunung Marapi di Sumatera Barat, mengalami erupsi Sabtu (7/1) pagi. Petugas Pemantau Gunung Marapi, Ahmad Rifai mengatakan tinggi kolom abu Gunung Marapi kini mencapai 300 meter di atas puncak.

“Benar, telah terjadi erupsi pagi ini sekitar pukul 06.11 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 300 m di atas puncak,” kata Ahmad Rifai.

Rifai menyebut kolom abu terpantai berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini kata dia terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13.4 mm dan durasi sekitar 45 detik.

Untuk status Gunung Marapi saat ini menurut Rifai berada pada Status Level II atau Waspada. Sehingga masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan dilarang mendekati gunung pada radius 3 Kilometer dari kawah atau puncak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, Rumainur, mengatakan pihaknya belum ada tindakan khusus terkait peristiwa erupsi yang sudah terjadi tiga kali, Sabtu (7/1).

Rumainur menyebut BPBD masih melakukan koordinasi dengan PVMBG, memantau dan mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada. “Belum ada tindakan khusus. Saat ini, petugas dari BPBD Kabupaten Tanah datar,"kata Rumainur.

Menurut Rumainur, belum adanya tindakan khusus lantaran saat ini status gunung marapi masih berada di level II atau waspada. Jika kemudian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status, maka secara otomatis juga akan ada langkah lebih lanjut untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.

"Kita masih menunggu rekomendasi dari PVMBG. Statusnya masih level II. Belum ada perubahan status," ujar Rumainur.(lipo*3/rol)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index