Webinar Kominfo di Rokan Hulu, Bahas Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan

Webinar Kominfo di Rokan Hulu, Bahas Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan
Kemenkominfo RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu, Senin (3/6)/ist

ROKAN HULU, LIPO – Banyak pengguna digital (warganet) tidak menyadari aktivitas di dunia digital akan meninggalkan rekam jejak digital. Jejak digital yang tersimpan di server internet itu bersifat permanen.

 Setiap saat dapat dimunculkan kembali. Rekam jejak digital di dunia pendidikan identik dengan menjaga jejak digital tetap bersih.

Sadar rekam jejak digital dapat mempengaruhi masa depan para pelajar, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu, Senin (3/6) pagi, pukul 09.00 WIB.

Mengusung tema ”Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”, webinar yang akan diikuti siswa dan tenaga pendidik dari berbagai sekolah dengan menggelar nonton bareng (nobar) itu rencananya menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Pengawas SMA dan Fasilitator Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Riau Rozi Rizajulianti, Pegiat Literasi Digital Indonesia Moh. Rouf Azizi, Chief Operating Regional East Java Asia Council for Small Business Eko Pamuji, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera0306. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (2/6).

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, secara umum ada dua sisi jejak digital. Yakni, penyalahgunaan jejak digital dengan memanfaatkan jejak digital secara negatif, dan pemanfaatan jejak digital dengan penggunaan jejak digital secara positif.

”Baik di ranah publik maupun privat, waspadai rekam jejak digital yang ditinggalkan. Agar jejak digital kita bersih, periksa jejak digital, bijak sebelum menulis, perhatikan perangkat mobile, dan bangun citra diri yang positif,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.

Pentingnya menjaga rekam jejak digital, sambung Kemenkominfo, karena hal itu akan berpengaruh dalam lingkungan kerja. Bahkan bisa dijadikan pertimbangan dalam penerimaan pegawai. ”Jejak digital sulit dihilangkan. Untuk itu, ketahui bentuk rekam jejak digital, seleksi sebelum mengunggah, verifikasi informasi, evaluasi berkala data yang kita tinggalkan, distribusi informasi dengan benar, dan tinggalkan rekam jejak baik,” rinci Kemenkominfo.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Rokan Hulu, Riau ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Webinar

Index

Berita Lainnya

Index