Waspada, Jejak Digital adalah Reputasi Kita di Dunia Maya

Waspada, Jejak Digital adalah Reputasi Kita di Dunia Maya
Webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di wilayah Kabupaten Kampar, Senin (23/9) siang, pukul 13.00 WIB./isy

KAMPAR, LIPO  – Banyak pengguna internet yang belum menyadari aktivitas di dunia digital akan meninggalkan rekam jejak. Jejak digital itu, selain susah dihapus (abadi), juga sangat berpengaruh bagi masa depan. Jejak digital adalah reputasi kita di dunia maya.

Untuk membuat rekam jejak digital selalu positif, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di wilayah Kabupaten Kampar, Senin (23/9) siang, pukul 13.00 WIB.

Mengusung tema ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah Helpdesk CBT Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Syamsudin, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro, dosen Praktisi Bisnis Digital Riyanto, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera230924. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (22/9).

Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, salah satu aspek keamanan yang perlu diperhatikan pengguna digital, ialah menyadari bahwa apa pun aktivitas di dunia digital akan meninggalkan rekam jejak digital. Jejak itu akan tersimpan di server internet, bersifat terbuka, dan bisa ditampilkan kembali oleh siapa pun yang menginginkannya.

”Jejak digital negatif itu merugikan dan dapat menjadi bumerang bagi kita. Jejak yang negatif juga dapat mempengaruhi reputasi kita, mengingat proses seleksi dan rekrutmen pegawai dan beasiswa kini banyak mempertimbangkan rekam jejak digital,” jelas Kemkominfo dalam rilis.

Menjaga jejak digital senantiasa positif, lanjut Kemkominfo, dapat dilakukan dengan cara menjaga kesopanan dan berperilaku baik di media digital, tidak berkata kasar, terlibat perundungan (cyberbullying), ujaran kebencian (hate speech), apalagi perjudian dan pornografi.

”Kita masih sering menemukan orang yang meninggalkan komentar kasar, ujaran kebencian, caci maki, hoaks, dan perilaku negatif lainnya di internet. Padahal perilaku negatif di internet dapat berujung pada masalah hukum,” tegas Kemkominfo.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kampar, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.


Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Webinar

Index

Berita Lainnya

Index