Benarkah Media Sosial Bikin Insecure? Temukan Jawabannya di Webinar Kuantan Singingi

Benarkah Media Sosial Bikin Insecure? Temukan Jawabannya di Webinar Kuantan Singingi
webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Rabu (25/9) siang, pukul 13.00 WIB./ist

KUANTAN SINGINGI, LIPO – Media sosial bisa membuat remaja merasa tidak nyaman (insecure). Insecure merupakan perasaan tidak aman, tidak nyaman, atau tidak puas dengan diri sendiri atau lingkungan. Media sosial dapat memicu insecure pada remaja karena menmpilkan gambaran ideal, menimbulkan tekanan, dan menimbulkan kekhawatiran terhadap pandangan orang lain.

Menyadari media sosial dapat membuat perasaan insecure, utamanya pada remaja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Rabu (25/9) siang, pukul 13.00 WIB.

Mengusung tema ”Apa Benar Media Sosial Bikin Insecure”, diskusi online yang akan diikuti siswa madrasah dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah Kepala Seksi Pondok Pesantren dan Ma’had Aly Helpdesk Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Muhammad Fakhri, dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya Meithiana Indrasari, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji, dan Yoga selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera250924. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam keterangan kepada awak media, Selasa (24/9).

Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, media sosial menampilkan berbagai gambaran ideal yang seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Remaja akan membandingkan dengan apa yang ditampilkan di media sosial dengan kehidupan pribadinya.

”Dan, jika tidak sesuai dengan ekspektasi di media sosial, hal itu bisa membuat mereka merasa insecure. Tekanan untuk menjalin hubungan sendiri sering kali menjadi sangat besar,” jelas Kemkominfo dalam rilis.

Jika teman-teman di media sosial menjalin hubungan dengan teman yang sempurna dan hubungan itu tidak terjadi pada dirinya, lanjut Kemkominfo, hal itu dapat menggerogoti harga diri dan menyebabkan rasa tidak aman, iri hati, bahkan depresi.

”Selain itu, remaja mungkin juga memikirkan atau mengkhawatirkan pandangan orang lain terhadap dirinya. Karena para remaja pada umumnya membagikan unggahan foto dirinya dengan menampilkan tubuh, wajah atau pakaian yang sempurna,” imbuh Kemkominfo.

Penggunaan media sosial yang berlebihan, menurut Kemkominfo, membuat orang tidak puas dengan diri sendiri dan kehidupan mereka. Hal itu membuat mereka merasa insecure, sehingga meningkatkan risiko self-talk dan citra diri yang buruk.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (***)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

#Webinar

Index

Berita Lainnya

Index