Pekanbaru, Lipo-Jumlah korban Banjir dan Longsor di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat bertambah. Jumlah korban meningkat menyusul dengan adanya laporan dari lapangan.
"Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota melaporkan 2 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Ahad (5/3).
Korban meninggal dunia adalah Doni Fernandes (31), berasal dari Gasan Gadang-Padang Pariaman, Sumbar, Teja Jumadil Ashar (19) berasal dari Nagari Tigo Jangko-Lintau Buo, Sumbar, Yogi Syaputra (23) berasal dari Nagari Tigo Jangko-Lintau Buo, Sumbar, Mukhlis alias Ujang (45), berasal dari Pangkalan, Sumbar, Karudin (25),asal Sei Garinggiang-Padang Pariaman, Sumbar, dan Bayi yang baru berusia dua hari karena terendam banjir.
Sedangkan korban luka berat karena longsor bernama Syamsul Bahri (22) dan Candra (42). Sutopo menjelaskan, Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik (13 titik longsor dan 12 titik banjir). Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan.
"Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau," jelasnya.
Hingga saat ini, kata dia, akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat–Riau terputus akibar longsor, dan belum bisa dilalui oleh kendaraan.
"Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan," ujarnya. (Lipo*2)
Ikuti LIPO Online di "Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota melaporkan 2 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Ahad (5/3).
Korban meninggal dunia adalah Doni Fernandes (31), berasal dari Gasan Gadang-Padang Pariaman, Sumbar, Teja Jumadil Ashar (19) berasal dari Nagari Tigo Jangko-Lintau Buo, Sumbar, Yogi Syaputra (23) berasal dari Nagari Tigo Jangko-Lintau Buo, Sumbar, Mukhlis alias Ujang (45), berasal dari Pangkalan, Sumbar, Karudin (25),asal Sei Garinggiang-Padang Pariaman, Sumbar, dan Bayi yang baru berusia dua hari karena terendam banjir.
Sedangkan korban luka berat karena longsor bernama Syamsul Bahri (22) dan Candra (42). Sutopo menjelaskan, Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik (13 titik longsor dan 12 titik banjir). Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan.
"Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau," jelasnya.
Hingga saat ini, kata dia, akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat–Riau terputus akibar longsor, dan belum bisa dilalui oleh kendaraan.
"Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan," ujarnya. (Lipo*2)